PRESIDEN : PEMBANGUNAN KEMBALI KRATON SOLO SECARA BERTAHAP

PRESIDEN :

PEMBANGUNAN KEMBALI KRATON SOLO SECARA BERTAHAP

 

Presiden Soeharto menganjurkan kepada Panitia Swasta Pembangunan Kembali Kraton Surakarta agar membangun kraton tersebut yang mendapat musibah kebakaran bulan Januari 1985 yang lalu secara bertahap dengan mendahulukan bagian-bagian yang penting.

Presiden juga memberi petunjuk agar pembangunan kembali kraton itu disesuaikan dengan keperluan sekarang, misalnya bangunan Papan Adrawina yang sebelum terbakar berfungsi sebagai tempat berpesta kalau perlu tidak dibangun dulu.

Hal itu dikemukakan Presiden ketika menerima Panitia Pembangunan Kembali Kraton Surakarta yang diketuai Jenderal Purn. Surono di Bina Graha, Jakarta, Sabtu siang.

Kepada wartawan Surono menjelaskan, bahwa dana yang terkumpul sampai saat ini untuk membiayai pembangunan kembali kraton Surakarta itu berjumlah Rp.1,2 miliar, ditambah dengan bantuan berupa material termasuk semen, tegel, kayu dan lampu penerangan.

Ia mengatakan, dalam dua setengah bulan sejak dibentuk 5 Pebruari 1985 yang lalu panitia telah berhasil merumuskan perencanaan umum dan membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing sudah memiliki pra­rencana.

Suyono Sasrodarsono, Menteri PU yang juga salah seorang anggota panitia, menjelaskan, bahwa panitia akan membuat rencana terperinci dengan menggunakan data yang ada, termasuk foto dan gambar-gambar mengenai kraton Surakarta. Pekerjaan fisik untuk pembangunan kraton yang terbakar itu akan dimulai setelah Hari Raya Idul Fitri mendatang.

Purnomosidi, salah seorang anggota panitia, dalam kesempatan itu mengatakan, kraton Surakarta itu terdiri dari lima kelompok bangunan. Tiga di antaranya Pendopo Agung, Gedung Pusaka dan Papan Andrawina, terbakar dalam suatu musibah kebakaran bulan Januari 1985 yang lalu. (RA)

 

 

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (20/04/1985)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 150-151.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.