PRESIDEN PEMERINTAH TIDAK BISA MENGANGGAP PERISTIWA SUBVERSI 15-16 JANUARI SUDAH SELESAI [1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto menegaskan, bahwa pemerintah tidak bisa menganggap peristiwa subversi 15-16 Januari sudah selesai.
“Kita harus tetap waspada terhadap usaha2 yang telah dan mungkin masih akan dilancarkan, baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain dalam bentuk surat2 kaleng yang bermaksud mendiskriditkan pemerintah dan mengadu domba pejabat2. Sedangkan di luar negeri antara lain dalam, bentuk tulisan2 pers yang mendiskriditkan pemerintah dan orde baru, tulisan2 mana sebetulnya bersumber pada orang2 di dalam negeri”.
Penegasan Kepala Negara itu dikemukakan dalam sidang kabinet paripurna di gedung Sekretariat kabinet, hari Selasa setelah mendengarkan uraian kepala Bakin Letjen YogaSugama.
Laporan Ketua Bakin tentang perkembangan keamanan di dalam negeri setelah peristiwa subversi 15-16 Januari dan latar belakangnya merupakan acara tunggal dalam sidang kabinet tersebut.
Penjelasan itu terutama dimaksudkan untuk menyatukan pendapat dan evaluasi terhadap masalah tsb diantara para pejabat pemerintah baik di pusat maupun daerah2.
Pemutar Balik Fakta
Dalam hubungan penegasannya itu Presiden mengemukakan adanya pemutarbalikan fakta2 seperti misalnya pembubaran Aspri dan pengambilalihan Panglima Kopkarntib ke tangan Presiden sendiri.
Penghapusan Aspri dan pengambilalihan Komando Kopkamtib tersebut bukanlah karena menanggapi tuntutan2 mereka, tetapi karena Presiden merasa tidak sampai hati membiarkan pembantu2nya menjadi bulan2an, meskipun mereka hanyalah dijadikan sasaran antara saja; sedang yang dijadikan sasaran utama adalah Presiden sendiri.
Sebagai contoh lainnya dikemukakan oleh Presiden adanya issue2 bahwa , Presiden memberi penghargaan dan ucapan terima kasih kepada prajurit2 ABRI yang tidak mampu mengatasi peristiwa 15 Januari tsb.
Hal ini dijelaskan oleh Presiden bahwa penghargaan itu justru dengan sadar diberikan karena prajurit2 tsb. telah menunjukkan ketaatan yang luar biasa terhadap instruksi Presiden untuk tidak menembakkan sebutir pelurupun dalam menghadapi kerusuhan2 tsb. sekalipun mereka menghadapi suasana yang menegangkan karena diejek, dilempari batu dan lain2. Dan sekaligus ketaatan prajurit tsb. Dijadikan barometer oleh Presiden untuk meniadakan issue2 bahwa ada perpecahan di kalangan ABRI.
Dalam hubungan ini Presiden menegaskan, bahwa penjelasan ini dimaksudkan agar segenap pejabat dan aparatur pemerintah mencapai gambaran yang jelas tentang masalah 15-16 Januari itu, sehingga dalam menjalankan tugas masing2 menghayatinya dengan penuh rasa tanggungjawab, karena telah mendapat landasan evaluasi yang sama.
Langkah2 dan tindakan2 yang telah, sedang, dan akan diambil dalam hubungan dengan peristiwa subversi tersebut akan dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan atas landasan konstitusionil.
Pemeriksaan Belum Selesai
Kepala Bakin, Letjen TNI Yoga Sugama dalam penjelasannya menegaskan dengan bukti2 yang jelas dan konkrit, bahwa peristiwa subversib 15-16 Januari bukanlah merupakan hal yang “kebetulan saja”, melainkan telah jauh2 dipersiapkan terlebih dahulu.
Tindakan2 yang telah maupun yang akan diambil, baik berupa penangkapan2, penahanan2 dan tindakan2 terhadap pers adalah dalam rangka peristiwa tersebut. Oleh Kepala Bakin juga dikemukakan bahwa apa yang dijelaskan hanya mencakup yang pokok2 saja karena pemeriksaan masih belum selesai seluruhnya, sehingga keseluruhan fakta2 masih belum dapat diumumkan.
Demikian keterangan pers pemerintah yang disampaikan oleh Menteri Penerangan Mashuri SH. (DTS)
SUMBER: ANTARA (30/04/1974)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 433-435.