PRESIDEN: PERHATIKAN KEINGINAN WAKIL RAKYAT

PRESIDEN: PERHATIKAN KEINGINAN WAKIL RAKYAT[1]

Jakarta, Republika

Presiden Soeharto mengatakan, semua pihak hendaknya mengutamakan dan memperhatikan keinginan wakil rakyat yang disampaikan melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), bukan hanya selalu memperhatikan pernyataan menteri.

“Apa yang menjadi keinginan wakil rakyat di lembaga legislatif harus lebih diperhatikan. Karena hal itu merupakan aspirasi masyarakat. Dengan memperhatikan suara dewan, maka seluruh posisi berada dalam keadaan penting, jadi bukan hanya suara menteri yang berada di lembaga eksekutif yang harus didengar dari diperhatikan, ” kata Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Hayono Isman, Kamis (8/4) seusai diterima Presiden Soeharto di Istana Merdeka, Jakarta.

Menurut Hayono, keinginan Presiden itu akan dijabarkan oleh Kantor Menpora dengan cara, jika melakukan dengar pendapat atau pertemuan lainnya, maka yang harus diketahui bukan pernyataan menteri saja, tapi aspirasi masyarakat juga perlu diketahui.

“Bapak Presiden, juga berpesan agar saya sebagai orang yang masih muda, hendaknya tetap meminta nasihat kepada para senior dan para pakar yang memang sudah ahli di bidangnya. Karena, di kantor Menpora ini saya harus seolah-olah ahli di semua bidang, maka saya memang memerlukan masukan dan dukungan termasuk dari siapa pun, “katanya.

Presiden juga mengingatkan bahwa ia, yang telah dipercaya menjadi menteri dituntut ahli dan mengerti dalam semua bidang, bukan hanya bidang kepemudaan tetapi juga olahraga. “lni merupakan hal yang cukup berat bagi saya,. tetapi dengan dukungan senior InsyaAllah tugas saya berhasil dengan baik sebagai pembantu mandataris MPR,” katanya.

Menurut Hayono, Presiden juga memberi petunjuk mengenai anggaran Kantor Menpora yang memang terbatas. Namun, karena di setiap departemen disediakan anggaran untuk pemuda dan olahraga, hendaknya kegiatan Menpora dengan departemen lainnya disinkronkan.

“Jadi, meskipun anggaran Kantor Menpora sangat terbatas, tapi kalau dilihat dari anggaran yang dimiliki departemen, jika digabung tentu jumlahnya akan sangat besar untuk pembinaan olahraga dan kepemudaan, “kata Hayono.

Presiden mengharapkan, kantor Menpora lebih memperhatikan pembinaan olahraga atletik dan sejak usia dini atletik sudah dilakukan para siswa, karena atletik merupakan basis dari semua olahraga.

“Menurut Bapak Presiden, kelemahan olahraga kita selama ini di cabang atletik. Misalnya, pemain sepakbola bisa saja mereka sangat baik bermain, tapi kalau tidak mempunyai dasar atletik, maka jikaharus berlari ia akan mengalami kesulitan. Padahal, bagi pemain sepak bola, berlari itu mutlak diperlukan, “katanya.

Menurut Presiden, hal itu bisa diatasi jika pelajaran atletik diberikan sejak usia dini kepada pelajar, dan cara lain adalah menggiatkan kompetisi atletik di sekolah-sekolah, karena sekarang ini sudah jarang terlihat kompetisi antar sekolah, seperti dasalomba atau pancalomb .

“Karena itu, saya bersama Mendikbud akan membicarakan upaya untuk menghidupkan olahraga di sekolah-sekolah. Selama ini ITB merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang memasukkan olahraga dalam kurikulum dengan bobot dua SKS, menempatkan olahraga di tempat yang terhormat di perguruan tinggi, ” katanya.

Menpora juga melaporkan kondisi SMP- SMA Olahraga Ragunan, dan Presiden memerintahkan agar segera dilakukan perbaikan, karena memang kondisinya saat ini sudah sangat memprihatinkan.

“Sebab itu, kewajiban kita semua termasuk Menpora dan masyarakat, khususnya masyarakat swasta untuk bagaimana bersama-sama pemerintah bisa menempatkan SMP, SMA Ragunan sebagai sekolah pembinaan prestasi dari pelajar bukan hanya prestasi olahraga tapi juga dari segi akademiknya, ” kata Menpora.

Sumber: REPUBLlKA (10/04/1993)

_______________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 106-108.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.