PRESIDEN: PETANI ACEH PERLU UBAH POLA TANAMNYA[1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto mengatakan, para petani Aceh perlu mengubah pola tanamanya dari padi-palawija menjadi padi-palawija-palawija karena ternyata peningkatan produksi di daerah istimewa itu menimbulkan masalah dalam bidang pemasaran.
Seusai melapor kepada Kepala Negara di Bina Graha, Selasa, Gubernur Aceh yang baru Syamsuddin Mahmud mengatakan kepada pers bahwa produktivitas sawah berpengairan teknis telah mencapai enam hingga 10 ton/ ha.
Karena itu, produksi telah mencapai 1,3-1,4 juta ton/ tahun sedangkan konsumsi beras hanya mencapai sekitar 800.000 ton/tahun. Syamsudin yang sebelumnya menduduki jabatan Ketua Bappeda Aceh mengatakan, kelebihan beras itu dikirim ke berbagai daerah lainnya terutama di Sumatera bagian timur. Presiden mengatakan, para petani Aceh bisa saja menanami sawahnya dengan kacang kedele, karena kebutuhan nasional masih belum mencukupi sehingga impor terus berlangsung. Pada kesempatan ini, Kepala Negara juga minta Syamsuddin untuk membantu penganekaragaman tanaman bagi para petani yang masih sering menanam ganja. Tanaman ini di wilayah setempat digunakan sebagai bahan penyedap makanan namun kemudian disalahgunakan. (T-EU02/EU05/22/06/93 12:58)
Sumber :ANTARA (22/06/1993)
________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 472-473.