PRESIDEN: PILIH PENGUSAHA YANG BENAR-BENAR MAMPU

PRESIDEN: PILIH PENGUSAHA YANG BENAR-BENAR MAMPI[1]

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto mengatakan, para pejabat perlu memilih pengusaha yang benar-benar mampu mengekspor ke negara anggota Organisasi Konperensi Islam (OKI) karena pasaran di sana terbuka lebar.

“Manfaatkan peluang di negara OKI. Tapi, pilihlah pengusaha yang benar-benar bonafid (mampu, Red) sehingga semua permintaan bisa terpenuhi, “kata Menko lndag Hartarto kepada pers setelah melapor kepada Presiden di lstana Merdeka, Jakarta, Senin, tentang basil sidang Menteri Ekonomi OKI.

Karena itu Hartarto akan mengadakan pertemuan dengan para pengusaha, khususnya anggota Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Komite Timur Tengah.

Pada tanggal 1-4 September 1993, di lstambul, Turki berlangsung sidang para Menteri Komite Tetap Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan OKI (Comcec-OKI). Delegasi Indonesia dipimpin Hartarto.

Hartarto mengatakan, ekspor Indonesia ke negara-negara OKI setiap tahun rata­ rata. relatif kecil, senilai dua miliar dolar AS, padahal peluang di sana besar sekali.

Ia memberi contoh, negara-negara Teluk pada tahun 2000 akan membentuk pasaran bebas yang nilai impomya tiap tahun mencapai 90 miliar dolar AS. Nilai impor dari negara OKI hanya sekitar lima persen.

Ketika ditanya wartawan tentang hambatan selama ini, Hartarto menjelaskan, para pengusaha Indonesia belum memberikan perhatian besar terhadap negara-negara OKI, karena mereka masih memusatkan perhatian pada kegiatan ekspor -impor dengan mitra tradisionalnya, seperti AS, Eropa dan Jepang.

Pertemuan lstambul ini membahas berbagai masalah, antara lain liberalisasi perdagangan antar anggota, peningkatan kerjasama diantara pengusaha swasta, serta peningkatan peranan Bank Pembangunan Islam (IDB). Hartarto menyebutkan, IDB selama ini telah memberikan bantuan antara 500 juta hingga satu miliar dolar AS guna meningkatkan hubungan perdagangan dan ekonomi OKI.

Pada sidang tersebut Indonesia menawarkan diri memberikan bantuan teknik, antara lain di bidang pertanian/pangan, serta telekomunikasi. (T-EU02/EU04/13/09 /93 13:39/RE3)

Sumber: ANTARA (13/09/1993)

______________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 372-375.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.