PRESIDEN RESMIKAN BERBAGAI PROYEK PEMBANGUNAN DIKALBAR
Kendalikanlah Diri Untuk Tidak Bergaya Hidup Konsumtif
Presiden Soeharto dalam kunjungan kerjanya dua hari di Kalimantan Barat, Senin pagi, meresmikan lima proyek pembangunan, terdiri Pusat Listrik Tenaga Disel Siantan, Alur Sungai Kapuas Kecil, Pasar Kapuas Indah, dan Masjid Mujahidin.
Proyek lainnya yang akan diresmikan penggunaan oleh Kepala Negara adalah jalan raya Ngabang -Sanggau dan 24 jembatan yang menghubungkanjalan raya tersebut.
Pengerukan alur sungai Kapuas dirintis sejak tahun lalu untuk memperlancar lalu lintas kapal. Biaya yang dihabiskan Rp.3,2 milyar.
Dengan peresmian proyek PLTD Siantan, maka penyediaan tenaga listrik untuk kota Pontianak yang semula sebesar 5,4 MW sekarang menjadi 17,4 MW. Proyek yang dikeljakan sejak tahun 1972 itu, pembangunannya memperoleh bantuan dari Bank Pembangunan Asia sebanyak US$ 4,6 juta.
Upacara peresmian penggunaan proyek pembangunan Kalbar berlangsung di halaman Masjid Mujahidin. Masjid megah yang bemilai Rp 1 milyar itu mulai dikerjakan tahun 1975. Biaya pembangunannya Rp. 30 juta diperoleh dari bantuan Presiden, Rp 32 juta dari sumbangan masyarakat, dan selebihnya dari APBD Propinsi Kalbar.
Sejak kemarin juga, Pontianak memiliki pusat perbelanjaan yang diresmikan sebutannya dengan "Pusat Perbelanjaan Kapuas Indah". Letaknya memang di tepian sungai Kapuas. Pusat perbelanjaan yang merupakan proyek Kotamadya Pontianak itu menelan biaya Rp 1,5 milyar. Lantai pertama dan kedua digunakan untuk pertokoan, sedang lantai tiga direncanakan untuk bioskop.
Disiplin Tidak Konsumtif
Presiden dalam sambutan peresmian kelima proyek pembangunan tersebut menekankan kembali ajakannya agar semua pihak mampu mengendalikan diri untuk tidak bersikap konsumtif "Keberhasilan pembangunan selanjutnya amat tergantung pada kesanggupan kita mengendalikan diri agar tidak hanyut dalam gaya hidup konsumtif’, kata Kepala Negara. Yang jelas, tambahnya, gaya hidup demikian itu tidak akan terpenuhi oleh hasil-hasil pembangunan yang dicapai.
Dikatakan, gaya hidup konsumtif sesungguhnya tidak selaras dengan kepribadian bangsa yang lebih mementingkan kewajaran dan keseimbangan.
"Sesungguhnyalah keberhasilan pembangunan pada masa-masa mendatang menghendaki kerja keras, lebih tekun dan disiplin sosial, serta kemampuan mengendalikan diriyang lebih tinggi," pintanya.
Menurut Kepala Negara, dengan kemampuan mengendalikan diri pasti tidak sulit mewujudkan hidup sederhana. Tidak sulit mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Dengan kemampuan mengendalikan diri, akan tidak sulit menegakkan disiplin.
"Semuanya itu merupakan unsur-unsur yang sangat penting bagi kelanjutan suksesnya pelaksanaan pembangunan di tahun-tahun mendatang dan seterusnya," katanya.
Diingatkannya juga, salah satu prinsip yang hams elipegang teguh adalah bahwa pembangunan harus berpangkal tolak dari manusia. Pembangunan, katanya, pertama tama haruslah berarti membangun manusia pembangunan.
"Dengan manusia pembangunan, dimaksudkan lebih merupakan manusia yang produktif, bukannya yang konsumtif semata," katanya.
Bergembira
Menyinggungproyek pembangunan yang diresmikannya, Presiden menyatakan rasa gembiranya. Karena berarti gerak pembangunan di Kalbar seperti hal eli daerah daerah lainnya berjalan terus. Lebih-lebih diantara kelima proyek pembangunan yang diresmikan penggunaannya terdapat mesjid megah.
"Pertanda pembangunan yang sedang dilakukan tidak terbatas pada bidang ekonominya saja, tapi mencakup pula bidang agama, spirituil dalam usaha membangun manusia Indonesia seutuhnya," katanya.
Namun, kata Presiden, kendati selama dasa warsa pembangunan sudah banyak yang dicapai, kerja lebih keras masih tetap merupakan tuntutan.
"Hasil dan kemajuan selama dasawarsa pembangunan pertama jelas sudah banyak, tetapi belumlah mungkin memenuhi tuntutan pokok yang eliperlukan untuk membuat landasan cita-cita masyarakat yang adil dan makmur," katanya
Untuk landasan cita-cita itu eliperlukan tiga atau empat kali Repelita lagi, tambahnya. Sebab itulah kerja keras lagi dan sikap disiplin sangat diperlukan.
Presiden dan rombongan sebelum bertolak meninggalkan Pontianak hari Selasa ini, terlebih dulu akan meninjau proyek transmigrasi Rasau Jaya dan jalan raya Ngabang – Sanggau yang diresmikannya kemarin pagi. Jalan darat tersebut merupakan hasil bantuan Rencana Kolombo Australia.
Senin kemarin, Presiden meninjau pelabuhan Pontianak dan peragaan anggrek alam serta pameran pembangunan daerah. (DTS)
Jakarta, Kompas
Sumber: KOMPAS (24/10/1978)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 743-745.