PRESIDEN RESMIKAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT & PULP

PRESIDEN RESMIKAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT & PULP

LAPANGAN KERJA DALAM BIDANG INDUSTRI HARUS SEGERA DIBUKA SE-LEBAR2NYA

Presiden Soeharto mengatakan, tenaga kerja yang bertambah dari tahun ke tahun tidak mungkin seluruhnya tertampung dalam bidang pertanian, tulah sebabnya lapangan kerja di bidang industri harus segera dibuka se-lebar2nya.

Hal ini dikemukakan Presiden Soeharto dalam sambutannya pada upacara peresmian pabrik pengolahan kelapa sawit Beringin Jaya PNP V dan pabrik pulp PTI Indah Kiat Pulp & Paper Corporation di Kabupaten Kampar, Riau Kamis pagi.

Dikatakan, di samping dapat menampung tenaga kerja, pembangunan industri juga mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi di sektor2 lain yang sangat luas.

ltulah sebabnya pembangunan industri harus ditingkatkan dalam Repelita IV dan Repelita2 selanjutnya. Industri yang mengolah hasil perkebunan dan kehutanan perlu diberi perhatian yang besar sebab di samping memiliki kekayaan alam yang besar, juga karena industri bidang pertanian dan kehutanan menyerap tenaga kerja yang lebih besar

Nilai Penting

Mengenai pabrik pulp yang diresmikannya, Kepala Negara menilai mempunyai nilai yang penting bagi pembangunan di Indonesia. Nilai penting itu, karena pabrik ini merupakan pelaksanaan dari kebijaksanaan pengembangan industri yang sekaligus memantapkan struktur industri nasional khususnya struktur industri pulp dan kertas.

Dengan adanya pabrik pulp ini, ketergantungan akan bahan baku pulp kayu serat pendek yang selama ini diimpor secara bertahap akan dapat dikurangi.

Dikatakan pula, pabrik ini telah dapat memanfaatkan sumber daya hutan alami yang secara bertahap akan diarahkan kepada hutan buatan. Dengan demikian, pelaksanaan pembangunan industri dilakukan dengan tetap memperhatikan keseimbangan dengan lingkungan hidup dan kelestarian sumber daya alam.

Disamping itu pabrik nyata dan tekad untuk memanfaatkan sumber daya alam yang selanjutnya akan mendorong bangkitnya kegiatan2 ekonomi lainnya didaerah Riau pada tingkat nasional menurut Kepala Negara, pengembangan industri pulp dan kertas akan terus ditingkatkan dalam Repelita IV.

Kertas Koran

Kepala Negara mengatakan setelah bekerja bertahun2 dan setelah menyiapkan diri se-baik2-nya, Indonesia sekarang mulai mencapai kemajuan penting di bidang industri kertas dan pulp.

Dikatakan, dewasa ini Indonesia telah mampu memenuhi sendiri kebutuhan akan kertas tulis, kertas cetak dan kertas karton, malahan telah mulai mengekspornya.

Dengan pengalaman2 itu dan yang telah dimiliki serta dengan persiapan yang makin matang, dalam Repelita IV akan dibangun pabrik kertas koran dan pabrik kertas kantong semen.

Pada saat meresmikan kedua pabrik tsb, secara simbolis Presiden juga menyerahkan sertifikat tanah kepada enam orang petani peserta Proyek Perkebunan mewakili 1.663 Kepala Keluarga dalam rangka konversi.

Kunjungan kerja Kepala Negara selama sehari ke propinsi Riau di samping disertai Ibu Tien Soeharto juga diikuti Menteri Perindustrian, Menteri Pertanian, Menteri Sekretaris Negara dan beberapa pejabat lainnya.

Dalam perjalanan dari Kabupaten Kampar menuju lapangan udara Simpang Tiga, Kepala Negara beserta rombongan dengan menggunakan helikopter meninjau dari udara pabrik pulp yang baru diresmikan.

Pionir

Sementara itu, Menteri Perindustrian Ir. Hartarto dalam sambutannya mengemukakan bahwa pabrik pulp yang diresmikan Kepala Negara merupakan pionir dan realisasi dari kebijaksanaan Pemerintah dalam memperkuat dan memperdalam struktur industri pulp dan kertas dengan mewujudkan pembangunan pabrik pulp berskala besar.

Di samping itu, pabrik pulp ini juga merupakan perintis di dalam langkah penyebaran lokasi industri strategis yang mengolah sumber daya alam di daerah pembangunannya.

Dilaporkan pula oleh Menteri mengenai akan beroperasinya pabrik kertas Leces IV yang menghasilkan kertas koran dengan kapasitas 90.000 ton/tahun pada akhir 1984 ini.

Pabrik pulp lainnya yang akan dikembangkan terpadu dengan pabrik kertas antara lain di Aceh dengan kapasitas 180.000 ton/tahun, di Cilacap – 90.000 ton/tahun, yang kedua nya menggunakan bahan baku kayu pinus.

Pabrik pengolahan Kelapa Sawit “Beringin Jaya” yang diresmikan Presiden mempunyai kapasitas produksi 30 ton tandan buah segar per jam, yang untuk tahap pertama mengolah hasil kelapa sawit dari perkebunan seluas 10.000 Ha di sekitar pabrik.

Kapasitas produksi akan ditingkatkan menjadi 60 ton TBS per jam apabila produksi kelapa sawit juga meningkat Pabrik ini dikelola oleh PTP V dengan biaya investasi untuk pabrik mencapai lebih dari Rp. 5,8 milyar. (RA)

Pekanbaru, Sinar Harapan

Sumber : SINAR HARAPAN (24/05/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 719-721.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.