KUD DAN KELOMPOK TANI HENDAKNYA BERPERANAN DALAM PENYEDIAAN KREDIT

KUD DAN KELOMPOK TANI HENDAKNYA BERPERANAN DALAM PENYEDIAAN KREDIT

PRESIDEN SOEHARTO :

Presiden Soeharto mengharapkan koperasi-koperasi unit desa (KUD) dan kelompok-kelompok tani dapat lebih berperan dalam mengatasi masalah petani yang mencari kredit pada sumber-sumber lain.

Presiden mengemukakan hal itu ketika menerima Menteri Muda Peningkatan Produksi Pangan Ir.Wardoyo di Bina Graha, Selasa.

Menteri Wardoyo melaporkan kepada kepala negara mengenai upaya-upaya melayani petani lnmas di beberapa daerah khususnya di kabupaten Krawang, Jawa Barat.

Menurut menteri, sebagian petani penggarap di daerah memerlukan kredit, tetapi mereka sulit memperolehnya karena mereka masih menunggak pembayaran kredit sebelumnya. Karena sulit memperoleh kredit dari bank maupun KUD, para petani-petani itu kemudian mencari kredit dari sumber-sumber lain yang syarat­syaratnya macam-macam dan bunganya pun biasanya lebih tinggi dari BRl maupun KUD.

Presiden mengharapkan masalah ini dapat diatasi dengan meningkatkan kemampuan KUD maupun bank yang memberikan kredit. Diharapkan pula peranan kelompok tani untuk mengatasi masalah ini.

Cetak Sawah

Kepada Presiden Soeharto, menteri melaporkan usaha-usaha pencetakan sawah selama ini. Sampai Januari 1984 tercatat 146.498 ha sawah yang sudah dicetak di antaranya 79.016 ha sawah yang dicetak dengan menggunakan kredit bank dan 67.482 ha sawah dicetak tanpa kredit.

Menurut menteri, sasaran untuk Repelita III ialah 350.000 sawah yang dicetak, namun sampai akhir Repelita III diusahakan dapat dicetak 200.000 ha.

Presiden Soeharto menekankan agar dalam pencetakan sawah ini diusahakan terus mengikutsertakan para petani-petani yang tanpa memakai fasilitas kredit.

Mengenai sasaran pada Repelita IV, Menteri mengatakan juga mencapai 350.000 ha sawah yang akan dicetak ditambah dengan sisa sasaran Repelita III seluas 150.000 ha sehingga seluruhnya pada Repelita IV terdapat seluas 500.000 ha sawah yang akan dicetak.

Mengenai biaya pencetakan sawah, menteri mengatakan, diperkirakan rata-rata 400.000 rupiah per-ha. la mengakui banyak masalah yang dihadapi dalam, pencetakan sawah tersebut antara lain kurangnya koordinasi dan sikap petani sendiri yang belum bergairah untuk mencetak sawah karena mereka masih mempunyai sumber-sumber lain bagi penghasilannya.

Dalam hubungan ini, Presiden Soeharto menekankan perlunya koordinasi dalam mencetak sawah, yakni koordinasi antara berbagai instansi yang terlibat di dalamnya. “Koordinasi itu perlu ditingkatkan terus,” kata presiden.

Kunjungan daerah

Kepada presiden, menteri melaporkan hasil kunjungannya, ke Irian Jaya dan Sulawesi Tenggara belum lama ini. Khusus mengenai Irian Jaya, Presiden Soeharto menekankan perlunya para penyuluh pertanian disebarkan sampai ke daerah-daerah pedalaman.

Menurut menteri, di Irian Jaya terdapat 169 petugas penyuluh pertanian, di antaranya 119 petugas berada di luar Iokasi transmigrasi dan sisanya berada di lokasi transmigrasi.

Yang berada di luar daerah transmigrasi ini umumnya tinggal di kota-kota maupun di daerah pantai. Karenanya presiden menekankan perlunya mereka itu disebarkan ke pedalaman.

Menteri membenarkan, kesulitan angkutan dan perumahan merupakan salah satu kesulit.an para petugas itu disebarkan ke pedalaman.

Dalam hubungan ini presiden mengemukakan, para petugas penyeluruh pertanian itu hendaknya diberi bekal peralatan agar mereka dapat membangun rumahnya di pedalaman dan sekaligus memberikan contoh kepada penduduk setempat.

Selain itu, mereka perlu pula dibekali dengan bibit-bibit tanaman dan sayur-sayuran agar bermanfaat bagi penduduk setempat, demikian harapan Presiden.

Mengenai kunjungan menteri ke Sulawesi Tenggara dikatakan, hal itu berhubungan dengan perluasan tanaman kapas di Sultra yang diusahakan PT. Kapas Indah dan rakyat setempat.

Dalam Repelita IV perluasan tanaman kapas di Sulawesi Tenggara diusahakan mencapai Ik. 100.000 ha, demikian Menmud Wardoyo. (RA)

…

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (20/05/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 717-719.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.