PRESIDEN RI BERAMAH TAMAR DGN ANGGOTA MPR
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto didampingi Wakil Presiden yang baru Sudharmono, SH, mengadakan acara ramah tamah dengan anggota MPR/DPR di Istana Merdeka, Sabtu, sesudah berakhirnya Sidang Umum MPR tanggal 1-11 Maret.
Dalam acara yang berlangsung tanpa pidato apa pun baik dari Kepala Negara maupun Ketua MPR/DPR, Kharis Suhud, anggota Majelis yang diawali Maraden Panggabean dan Ali Said bersalam-salaman dengan Presiden Soeharto dan Ibu Tien.
Nampak pula menerima ucapan selamat, Wapres Sudharmono dan Ibu Emma, bekas Wapres Umar Wirahadikusumah dan Ibu Karlina, serta pimpinan MPR/DPR yang terdiri atas Kharis Suhud, Suprapto, R. Sukardi, Jaelani Naro, Saiful Sulun, serta Soerjadi.
Para anggota Majelis yang sebagian besar berdatangan ke Istana Merdeka dengan mengendarai bis Patas PPD, sejak sekitar pukul 08.00 telah menunggu gilirannya untuk bersalaman dengan Presiden Soeharto dan Wapres Sudharmono yang diambil sumpahnya pada tanggal 11 Maret di Gedung MPR/DPR Senayan.
Sebelum acara ramah tamah berlangsung, sejumlah anggota Majelis memanfaatkan kesempatan langka ini untuk berpotret dengan istri/suami atau sesama rekannya.
Ketika acara ramah tamah hampir usai, wartawan yang selama ini meliput kegiatan kepresidenan juga tidak melewatkan kesempatan ini untuk berjabat tangan dengan Presiden dan Wapres serta pimpinan MPR/DPR.
“Wah ini fraksi keenam yaitu fraksi wartawan,” kata beberapa hadirin yang melihat wartawan berbaris secara teratur. Wartawan foto yang biasa memotret orang lain kini terpaksa minta bantuan rekannya agar mengambil gambar dirinya yang sedang bersalam-salaman tersebut.
Seusai acara, wartawan meminta Pak Harto untuk berpotret dengan bekas Wapres Umar Wirahadikusumah, kemudian bersama Sudharmono yang masingmasing didampingi istri.
“Wah ini potretnya mau dijual?,” kata Kepala Negara sambil tertawa Iebar kepada wartawan sesudah beraksi di depan kamera berdua dengan Wapres yang kemudian disambut dengan tawa para wartawan.
Kemudian Pak Harto juga berpotret bersama seluruh pimpinan MPR. “Semuanya masuk enggak?,” bisik Wakil Ketua MPR Soetjadi kepada seorang juru foto.
Presiden Soeharto kemudian meninggalkan Istana Merdeka bersama Ibu Tien. Sementara itu Wapres Sudharmono yang kemudian berangkat dengan kendaraan dinasnya bemomor B-2 bersalaman terlebih dahulu dengan Umar Wirahadikusumah.
Emil Salim yang didampingi istri ketika melibat wartawan langsung menunjuk bekas Menko Ekuin, Prof Widojo Nitisastro dengan mengatakan “Ini ayatullah”. Lain lagi gaya anggota MPR, Rachmat Saleh yang berkomentar “yang penting kan ekspor komoditi nonmigas naik,” ketika seorang wartawan berkata “Perdagangan aman, pak”.
Seorang anggota Partai Persatuan Pembangunan, Darussamin yang selama Sidang Umum MPR ini sering ‘dikerubungi’ wartawan untuk dimintai komentamya terutama tentang pencalonan Haji Jaelani Naro (Ketua Umum PPP) sebagai calon wapres, sambil tertawa berkata kepada wartawan, “Itu kan perlu sebagai variasi”.
“Siapa bilang PDI pecah?,” kata seorang anggota PDI, Parulian Silalahi sambil tersenyum penuh arti kepada wartawan. Sedangkan Megawati langsung mengacungkan tangannya sambil berseru “Merdeka”, ketika melihat wartawan.
…
Jakarta, ANTARA
Sumber : ANTARA (12/03/1988)
…
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 70-71.