PRESIDEN RI TTG LEBIH PRODUKSI MINYAK OPEC
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto menegaskan bahwa berlebihnya produksi minyak ke-13 negara anggota OPEC hanya akan merugikan wadah ini khususnya anggota yang menaati ketentuan kuota.
Ketika berbicara dengan wartawan sesudah bertemu dengan Presiden Soeharto di Istana Merdeka, Rabu, Menteri Pertambangan dan Energi Subroto mengatakan Indonesia dan beberapa negara lainnya yang selama ini mematuhi ketentuan tentang kuota produksi dirugikan akibat adanya anggota yang berproduksi melampaui kuotanya.
Presiden Soeharto, kata Subroto, mengharapkan agar dalam sidang OPEC yang berlangsung di Wina, Austria mulai tanggal 10 September masalah kuota ini dibahas secara mendalam.
“Masalahnya sekarang adalah kelebihan produksi. Jadi dianjurkan dengan keras (sungguh-sunguh) kepada anggota-anggota yang produksinya melebihi kuota masing masing untuk mematuhi ketentuan produksi, karena kalau tidak akan merugikan kita sekalian (OPEC) seperti Indonesia yang terus menaati ketentuan OPEC,”kata Subroto ketika mengutip pernyataan Kepala Negara.
Ketika ditanya wartawan apakah dalam sidang OPEC mendatang tersebut negara anggota yang produksinya melampaui ketentuan akan “ditegur’ Subroto hanya mengatakan akan dikeluarkan imbauan atau pernyataan yang lebih dari imbauan agar mereka membatasi produksinya.
“Masalahnya akan ditentukan dalam sidang mendatang,”kata Menteri ketika ditanya apakah akan dikirimkan perutusan ke negara-negara yang melanggar ketentuan tersebut.
Sementara itu Organisasi Energi Intemasional (IEA) hari Selasa mengeluarkan perkiraannya bahwa produksi minyak OPEC pada bulan Agustus rata-rata adalah 19,7 juta barel/hari dibanding dengan ketentuan pagu sebesar 16,6 juta barel/hari.
lEA menyebutkan dalam laporan bulanannya bahwa kenaikan menyolok dilakukan Persatuan Emirat Arab (UAE) yang memompa minyak sekitar 1,7 juta barel/hari dibanding kuotanya yang hanya sebesar 940.000 barel. Sedangkan Kuwait yang kuotanya 990.000 barel/hari ternyata menghasilkan 1,4 juta barel/hari. (LS)
Sumber: ANTARA (10/09/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 532-533.