PRESIDEN SERUKAN PELAKSANAAN PEMILU TERTIB DAN AMAN

HM Soeharto dalam berita

PRESIDEN SERUKAN PELAKSANAAN PEMILU TERTIB DAN AMAN [1]

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto menyerukan agar pelaksanaan Pemilu dapat sungguh2 berjalan sesuai dengan keinginan seluruh bangsa Indonesia, yakni tertib dan aman.

Kepala Negara menyampaikan seruan itu ketika menerima pimpinan Partai Persatuan Pembangunan, Golongan Karya dan Partai Demokrasi Indonesia di lstana Merdeka, Rabu pagi.

Presiden meminta ketiga organisasi politik peserta Pemilu yang akan datang itu berusaha untuk mempertahankan apa yang telah dapat dicapai sekarang.

Kepala Negara juga mengingatkan bahwa yang penting ialah bagaimana mewujudkan demokrasi Pancasila dalam kehidupan politik kita, demikian Cosmas Batubara yang menjadi juru bicara Golkar menjelaskan kepada para wartawan selesai pertemuannya dengan Presiden.

Cosmas Batubara menyatakan Golkar sangat berterima kasih dengan prakarsa Presiden mengundang pimpinan ketiga kekuatan sosial politik tersebut satu hari menjelang dimulainya kampanye.

Ia menilai pertemuan tersebut sebagai suatu peringatan bahwa ketiga kekuatan sosial politik kini dihadapkan kepada satu kepentingan, yakni kepentingan seluruh bangsa Indonesia.

Golkar, menurut Cosmas, menyatakan keyakinannya bahwa setiap masalah dapat diatasi bersama tanpa adanya gontok2an yang dapat berakhir dengan perpecahan.

Ketika ditanya apakah ada kemungkinan gontok2an tersebut, dengan tegas ia menjawab

“Tidak ada, kita cukup dewasa sebagai suatu bangsa”.

Tentang target yang ingin dicapai Golkar, ia mengatakan bahwa minimal Golkar akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai apa yang pernah diraihnya dalam Pemilu 1971.

Ia menyebutkan bahwa basis kekuatan Golkar adalah seluruh wilayah Indonesia. Ketika ditanya konsep Golkar mengenai kepemimpinan nasional, Cosmas Batubara dengan tandas menyatakan bahwa Golkar masih ingin mempertahankan kepemimpinan nasional ditangan Presiden Soeharto.

PPP Inginkan Perimbangan

Sementara itu Rusli Halil, yang menjadi juru bicara PPP menilai pertemuannya dengan Presiden Soeharto sebagai suatu pemantapan dari ide persatuan bangsa Indonesia dengan ikatan Pancasila.

Ia menyatakan bahwa semua peserta Pemilu adalah partner karena tujuan yang ingin dicapai adalah sama, yakni perwakilan yang kuat disamping Pemerintah yang kuat.

Ketika ditanya tentang konsep kampanye PPP, Rusli Halil menerangkan bahwa sifat kampanye partainya akan menekankan persatuan bangsa dan menghindarkan adanya keretakan bangsa.

Mengenai laporan2 tentang adanya pemukulan2 kepada orang2 partainya, ia menyatakan hal itu telah dilaporkan kepada Presiden, yang menurut dia, sangat memperhatikan soal itu.

Presiden menilai soal itu sebagai suatu ujian dan mengharapkan agar semua pihak jangan pesimis menghadapi masalah seperti itu, kata Rusli Halil, yang menambahkan bahwa Kepala Negara juga menghendaki agar diambil tindakan terhadap kasus2 tersebut.

Mengenai target partainya, ia mengatakan bahwa partainya tidak mempunyai target yang kongkrit. Ia hanya menyebutkan bahwa partainya menghendaki adanya perimbangan antara ketiga kekuatan sosial politik sebagai partner.

“Orang besar berpartner dengan orang kecil tidak enak,” katanya.

Ia setuju ketika ditanya bahwa partainya menginginkan bagian yang lebih besar untuk PPP dan PDI dan bagian Golkar agak sedikit diturunkan.

Ketika didesak, dia menyebutkan pertimbangan yang ideal adalah 40 persen, 30 persen dan 30 persen.

Mengenai pernyataan daerah bebas parpol oleh suatu pimpinan organisasi politik beberapa waktu yang lalu, Rusli Halil menilai pemyataan itu kurang simpatik.

Ia mengatakan bahwa harmonisasi antara ketiga kekuatan di seluruh tanah air perlu diwujudkan.

Tentang konsep pembangunan, ia menyatakan bahwa tidak ada perbedaan konsep mengenai pembangunan karena Pemerintah kini telah mengarahkan perhatiannya kepada pembangunan mental spirituil.

Ia mengatakan kekurangan2 dari bangsa Indonesia disebabkan karena faktor akhlak untuk itu ia menyerukan kepada semuapihak untuk mawas diri.

Menyinggung masalah kepemimpinan nasional, ia menyatakan bahwa partainya sampai sekarang merasa belum bisa melepaskan kepemimpinan nasional daritangan Presiden Soeharto.     .

Tetapi, katanya lebih lanjut, disamping itu kita mengharapkan agar Presiden Soeharto mempersiapkan penggantinya.

Tentang Wakil Presiden., hal itu terserah kepada Presiden demi tercapainya keserasian kerja, katanya.

PDI Hargai Pemerintah

Ketua Partai Demokrasi Indonesia, Usep Ranuwidjaja yang menjadi juru bicara partainya, selesai pertemuan mengatakan, PDI sangat menghargai kebijaksanaan Presiden memberikan kesempatan kepada pihak Parpol dan Golkar untuk berdialog dalam kesempatan tersebut.

PDI, katanya, telah menyampaikan isi hatinya mengenai situasi mulai saat2 konsolidasi partai hingga pada masa pencalonan.

“Presiden memberikan pengertian yang baik terhadap isi hati PDI itu,”kata Usep.

Sebagaimana dengan Partai Persatuan Pembangunan dan GoIongan Karya, PDI juga menyatakan tekadnya untuk sama2 mengamankan pelaksanaan Pemilu agar Pemilu berlangsung dengan sukses bagi seluruh rakyat dalam melaksanakan demokrasi Pancasila dengan sebaik2nya.

Usep juga menekankan, agar melalui Pemilu itu rakyat mempunyai penilaian positif bukan hanya dalam pembangunan bidang ekonomi, tapijuga pembangunan politik.

“Itu tanggung jawab kita bersama. Kita harus mencegah berkembangnya pandangan2 negatif terhadap keadaan sekarang. Karena itu PDI mengemukakan kepada Presiden berbagai keluhan2 yang dihadapinya dewasa ini, yang sepenuhnya dipahami oleh Kepala Negara”, kata pimpinan PDI itu.

Mengenai keluhan2 itu ia mengemukakan apa yang disebutnya tindakan2 over acting dan aparatur2 Pemerintah di beberapa daerah.

“Masalah bebas parpol juga dikemukakan,” kata Usep yang menambahkan, “mendapat sambutan yang baik sekali dari Presiden”, tanpa menjelaskannya lebih Ianjut mengenai hal ini.

Mengenai target dalam Pemilu 1977, Ketua PDI itu hanya mengatakan:

“Kami ingin wajar dimana2 dan mempunyai wakil2 di semua daerah”.

Ia berpendapat, PDI mempunyai basis kekuatan di Jawa Tengah. Sebagai contoh ia menyebutkan, 11 anggota DPR dari PDI yang terpilih tahun 1971 dari daerah itu. (DTS)

Sumber : ANTARA (23/02/1977)

 

 

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 297-299.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.