PRESIDEN SETUJUI PEMEKARAN WILAYAH IRIAN JAYA

PRESIDEN SETUJUI PEMEKARAN WILAYAH IRIAN JAYA

Presiden Soeharto di Istana Merdeka, Senin, menerima Gubernur Irian Jaya lzaak Hindom yang melaporkan perkembangan pembangunan di daerahnya khususnya mengenai pembentukan tiga wilayah pembantu gubernur.

Gubernur Izaak Hindom kepada wartawan mengatakan, Presiden Soeharto pada bulan Juli 1983 pada prinsipnya menyetujui pemekaran wilayah Irian Jaya menjadi lebih dari satu propinsi.

Untuk maksud itu, kata Gubernur, dilakukan secm•a bertahap. Tahap pertama ialah dengan membentuk tiga wilayah pembantu gubernur.

Wilayah pertama mencakup Kabupaten Jayapura, Kabupaten Jayawijaya dan kabupaten Paniai. Wilayah ini Ibu kotanya Jayapura. Pembantu gubernurnya adalah Gultom berkedudukan di Jakarta.

Wilayah kedua meliputi empat kabupaten masing-masing Kabupaten Yapen­Waropen, Biak-Numfor, Manokwari dan Sorong. Pembantu gubernurnya adalah Arnold Mampioper berkedudukan di Manokwari.

Wilayah ketiga adalah Kabupaten Merauke dan Kabupaten Fak-Fak, pembantu Gubernur Drs. Yako Pattipi. Ibu kota dari wilayah tiga ini adalah Timika. Pembentukan ketiga wilayah pembantu gubernur memang diarahkan akan menjadi tiga propinsi, kata gubernur.

Ia mengatakan tugas pembantu gubemur itu antara lain melakukan persiapan­persiapan bagi pembentukan propinsi misalnya dengan memekarkan kecamatan­kecamatan, desa-desa menjadi kecamatan dan sebagainya.

Menurut gubernur, pembenahan administrative bagi pembentukan tiga propinsi di Irja diperkirakan akan memakan waktu sampai lima tahun.

Fakultas Kedokteran

Kepada Presiden Soeharto, gubernur melaporkan keinginan pemerintah daerahnya untuk membuka fakultas kedokteran di Universitas Negeri Cendrawasih di propinsi itu.

Dalam menanggapi rencana ini, Presiden menganjurkan kepada gubernur untuk membicarakannya kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan karena untuk membuka fakultas kedokteran diperlukan biaya yang mahal.

Selain itu, Presiden mengingatkan bahwa jangan sampai terjadi fakultas kedokteran bisa diadakan tetapi mutunya kurang baik. Ia menegaskan pula bahwa putra-putra Irian Jaya tidak tertutup kemungkinan untuk melanjutkan pelajarannya pada fakultas-fakultas kedokteran di daerah lain, kata gubernur yang mengutip petunjuk Presiden.

Gubernur membenarkan bahwa di daerahnya sulit mencari tenaga-tenaga medis untuk diperkerjakan di daerah kecamatan.

Mengenai program transmigrasi ia mengatakan dalam Repelita IV mendatang program transmigrasi di Irian Jaya tetap akan ditingkatkan.

Ekspor log

Gubernur dalam pertemuannya dengan Presiden juga menanyakan kemungkinan Irian Jaya diizinkan untuk mengekspor kayu bulat (log). Presiden Soeharto menegaskan bahwa ekspor kayu bulat tetap tidak diperkenankan.

Kalau ada kayu bulat di Irian Jaya dapat dijual kepada industri-industri kayu di dalam negeri yang kemungkinan harganya lebih tinggi dari pada diekspor, kata gubernur. (RA)

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (06/02/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 527-528.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.