PRESIDEN SOEHARTO AKAN BERKUNJUNG KE KOPENHAGEN[1]
Jakarta, Kompas
Presiden Soeharto bulan Maret mendatang dijadwalkan berangkat ke Kopenhagen, Denmark, untuk menghadiri Konferensi Internasional Pembangunan Sosial yang diselenggarakan oleh PBB, tutur Mensesneg Moerdiono di Jakarta, hari Jumat (20/1). Kepada wartawan usai acara pamitan Presiden Finlandia kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka, Moerdiono menjelaskan, Presiden Finlandia Martti Ahtisaari juga akan menghadiri konperensi itu “Kedua pemimpin itu akan bertemu di sana,” katanya. Dalam acara pamitan itu, kedua pemimpin kembali menyatakan pentingnya peranan dunia usaha untuk mengadakan saling kunjung untuk makin meningkatkan volume perdagangan yang dinilai masih kecil. Sebelum meninggalkan Jakarta menuju Bangkok hari Sabtu ini, Ahtisaari akan bermain golf di sekitar Jakarta Utara. Sementara itu, Presiden Finlandia Martti Ahtisaari mengharapkan agar masalah Timor Timur (Timtim) dapat diselesaikan melalui jalan damai dan kesepakatan bersama. Ia juga yakin masalah itu bukan sesuatu yang rumit bagi pemerintah Indonesia.
“Saya pikir, setiap orang yang memegang pimpinan di negara mana pun sangat peduli dengan persoalan internasional,” kata Ahtisaari dalam jumpa pers, hari Jumat (2011). Karena itu pula, ia membahas masalah Timtim dengan Presiden Soeharto sehari sebelumnya. Sebagai Presiden Finlandia, katanya, ia memberitahu Presiden Soeharto bahwa ia telah bertemu Sekjen PBB Boutros Boutros-Ghali dan menyentuh persoalan itu. Ia juga memperhatikan jalannya pertemuan antar-menlu kedua negara di Jenewa dania mendukung sepenuhnya.
“Saya sangat mengharapkan seperti halnya pimpinan negara lain persoalan itu dapat diselesaikan secara damai. Saya tidak berpikiran persoalan itu merupakan hal rumit bagi Indonesia. Setiap negara mempunyai persoalan masing-masing. Namun yang terpenting, ada kemauan untuk menyelesaikan persoalan itu secara damai,” katanya.
Ia mengakui mungkin sikapnya berbeda dengan sikap pemimpin negara-negara tertentu, tetapi katanya itu merupakan hal yang dapat dipahami. Finlandia, dalam perdebatan masalah Timtim di PBB, menyatakan abstain-suatu keuntungan bagi Indonesia.
Kerja Sama Bilateral
Menurut Presiden Finlandia, Indonesia merupakan negara yang cukup menarik bagi Finlandia untuk memperbesar investasinya di berbagai bidang. Salah satu faktor yang menarik, katanya, adalah pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil. Mengingat Indonesia memiliki hutan dan Finlandia kuat dalam industri kehutanan, katanya, maka terbuka peluang bagi negaranya untuk mengekspor peralatan pengusahaan hutan. Finlandia, katanya, juga cukup mampu dalam industri fasilitas telekomunikasi sehingga dalam bidang ini sangat terbuka potensi kerja sama. “Apalagi Indonesia dalam lima tahun mendatang akan meningkatkan pembangunan telekomunikasi. Untuk meningkatkan kerja sama, kami telah menawarkan kepada Presiden Soeharto beasiswa untuk pengusaha muda. Beasiswa juga terbuka untuk kalangan pemuda lainnya,”tutur Ahtisaari. Beasiswa itu, ia menjelaskan, dapat dimanfaatkan untuk mempelajari teknologi di Finlandia, manajemen modern dan berbagai pengetahuan yang diperlukan Indonesia. Ini merupakan program kerja sama jangka panjang. (vik)
Sumber: KOMPAS (21/01/1995)
_________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 53-55.