PRESIDEN SOEHARTO BERTEMU YASSER ARAFAT DI TUNISIA [1]
Malta, Kompas
Presiden Soeharto hari Senin sore ini direncanakan tiba di Tunisia untuk memulai kunjungan kenegaraan 3 hari. Semalam (Minggu malam) Kepala Negara dan Nyonya Tien Soeharto menginap di Malta, sebuah negara pulau wisata di laut tengah sebelah selatan Sisilia, untuk beristirahat dan penyesuaian waktu setelah 15 jam terbang dari Jakarta hari Sabtu malam. Penerbangan dari Malta ke Tunis satu jam.
Kecuali mengadakan pembicaraan dengan Presiden Tunisia Ben Ali dan meninjau berbagai obyek lainnya di Tunisia hari Selasa malam waktu setempat, Presiden Soeharto juga direncanakan mengadakan pertemuan dan pembicaraan dengan Presiden Palestina Yasser Arafat.
Wartawan Kompas Ansel da Lopez yang ikut dalam rombongan Kepala Negara melaporkan dari Valetta, ibu kota Malta semalam, pesawat DC-1 0 Garuda yang membawa Kepala Negara dan rombongan tiba di Malta dini hari Minggu pagi pukul
04.00. Meskipun hanya untuk beristirahat , tetapi Pemerintah Malta memberi penghormatan Khusus kepada Presiden Soeharto, lebih-lebih dalam kedudukannya sebagai Ketua GNB, dengan menginap di Wisma Negara. Malta yang luas daratannya hanya 316 km2 di tambah wilayah lautan sekelilingnya 198 km2, terakhir dijajah Inggris semenjak tahun 1800, dan baru memperoleh kemerdekaannya pada bulan September 1964. Penghasilan utamanya diperoleh dari sektor pariwisata, dengan jumlah kedatangan turis pada tahun 1992 sebanyak 1.002.381 orang. Selama di negara berpenduduk sekitar 363.000 orang ini, Kepala Negara tidak mempunyai acara khusus.
Pertama Kali
Menurut rencana, Presiden Soeharto akan mendarat di Bandara Internasional Tunisia, Chartage pukul 10.00 pagi, atau pukul 16.00 WIB, dan langsung disambut Presiden Tunisia, Ben Ali. Di negara Arab magribi ini penyambutan Kepala Negara dilakukan secara besar-besaran, dan pembicaraan dengan Jenderal Zine EL Abidine Ben Ali akan dilangsungkan hari ini juga di Istana Charthage.
Presiden dan Nyonya Tien Soeharto dalam kunjungan ini disertai Mensesneg Moerdiono, Menperin Tunky Ariwibowo, dan Kepala Badan Pelaksana Ketua GNB Nana Sutresna. Putri keempat Presiden, Ny. Siti Hediati Prabowo juga ikut.
Ini adalah kunjungan pertama kali Presiden kenegara bekas jajahan Perancis ini atas undangan Presiden sebelumnya, Habieb Bourghiba, dan kemudian diperbaharui lagi oleh Presiden Ben Ali. Kedua kepala pemerintahan pemah bertemu di Jakarta, saat berlangsung KTT X GNB di Jakarta, September 1992. Hubungan kedua negara sesungguhnya telah berlangsung cukup lama danjauh sebelum Tunisia mencapai kemerdekaannya dari Perancis pada tahun 1956. Hubungan bilateral kedua negara terus berlanjut setelah kemerdekaan Tunisia, antara lain Indonesia banyak membeli fosfat dari Tunisia, dan sebaliknya Tunisia membeli peralatan pabrik tekstil dari Indonesia. Dalam kunjungan ke Tunis ini Pak Harto merencanakan akan melakukan kunjungan ke pabrik tekstil negeri itu yang bekerja sama dengan Texmaco Indonesia.
Mengingat posisi Tunisia yang dekat sekali dengan daratan Eropa, Indonesia melihat potensi-potensi yang dapat dimanfaatkan dari Tunisia untuk memperlancar hubungan perdagangan, bukan hanya dengan Tunisia tetapi juga dengan negara di sekitarnya dan daratan Eropa pada umumnya.
Bertemu Arafat
Kecuali dengan Presiden Ben Ali, Kepala Negara juga akan mengadakan pertemuan dengan Ketua Parlemen Tunisia. Sementara Presiden bertemu Ben Ali, lbu Tien Soeharto meninjau Children’s Village, dan sore harinya mengunjungi kebun bunga kaktus.
Hari Selasa besok, Presiden akan mengunjungi Propinsi Tozeur, sekitar 30 menit penerbangan dariTunis Carthage menuju Tozeour Nefta. Dari Bandara Tozeur Nefta, Presiden langsung menuju Oasis dan perkebunan kurma. Di tempat ini Presiden dan rombongan akan menyaksikan sistem irigasi dan panen kurma.
Sore harinya Presiden dan lbu Tien akanmeninjau koleksi benda bersejarah milik pribadi Direktur Hotel Dar Cherait, Karim Cherait. Setelah itu kembali ke Tozeur Nefta, dan malam harinya di suite kePresidenan Istana Essada, Presiden akan menerima Presiden Palestina Yasser Arafat. Inipertemuan mereka ketiga kalinya dalam dua tahun terakhir. Yang pertama September 1992 saat berlangsung KTT X GNB di Jakarta, kemudian bulan Oktober lalu ketika Arafat ke Jakarta. Rabu pagi pukul 09.30, Presiden dan lbu Tien Soeharto meninggalkan Tunisia untuk melanjutkan perjalanannya ke Seattle, Amerika Serikat, menghadiri pertemuan tidak resmi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC).
Sumber :KOMPAS (15/11/1993)
____________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 280-282.