Presiden Soeharto Buka KTT ASEAN di Bali[1]
SENIN, 23 FEBRUARI 1976, Tepat pukul 10.30 pagi ini Presiden Soeharto membuka KTT ASEAN yang berlangsung di Pertamina Cottage, Pantai Kuta. Mengawali acara pembukaan itu, Kepala Negara mengajak para hadirin untuk berdiri mengheningkan cipta sambil memanjatkan doa menurut agama masing-masing bagi almarhum Tun Abdul Razak yang meninggal dunia sebulan yang lalu di London.
Pada awal pidatonya, Kepala Negara telah menguraikan tentang kekuatan pokok ASEAN dalam menjawab tantangan masa depan, yaitu adanya saling pengertian, persahabatan dan kerjasama yang semakin dalam. Kekuatan inilah, menurut Presiden, yang telah menunjukkan kepada dunia dan kepada rakyat-rakyat kita bahwa ASEAN ini memiliki kekuatan hidup, disamping telah tampil sebagai kekuatan yang makin berarti dan diakui arti internasionalnya oleh mereka yang semula meragu-ragukannya.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa kekuatan pokok inilah yang selama ini selalu mengantarkan kita kepada kesepakatan-kesepakatan dalam berbagai pikiran bersama dan langkah bersama yang telah kita lakukan. Kekuatan ini pulalah yang akan kita gunakan dalam pertemuan sekarang ini dalam memberikan jawaban terhadap harapan jutaan rakyat kita yang menginginkan bertambah eratnya persahabatan dan kerjasama demi masa depan mereka yang lebih membahagiakan. Demikian antara lain dikatakan oleh Kepala Negara.
Dalam sidang hari pertama, atas usul Presiden Marcos, Presiden Soeharto secara aklamasi dipilih sebagai pimpinan sidang. Sebagai sekretaris sidang terpilih Umaryadi Nyotowiyono, yang tidak lain adalah Sekretaris Jenderal Indonesia untuk ASEAN. (WNR)
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978”, hal 337. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003