PRESIDEN SOEHARTO DIUNDANG UNTUK MENYAKSIKAN DESA PEMUDA INDONESIA [1]
Jakarta, Antara
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) mengundang Presiden Soeharto untuk menyaksikan Desa Pemuda Indonesia yang dibangun KNPI di Aek Nabara Kabupaten Prapat, Sumatera Utara, bulan Januari mendatang untuk melihat dari dekat kegiatan panen gogo yang pertama di desa itu.
Kunjungan itu juga dimaksudkan agar Kepala Negara bisa menyaksikan sendiri perkembangan proyek KNPI itu yang beberapa waktu yang lalu disaksikan oleh beberapa suratkabar telah dikritik oleh Presiden Soeharto, demikian ketua umum KNPI David Napitupulu menjelaskan kepada pers seusai setelah ia diterima Presiden Soeharto di Bina Graha hari Kamis.
David Napitupulu mengatakan, setelah kepada Presiden Soeharto disampaikan gambar-gambar proyek tersebut, maka Kepala Negara menilai bahwa sebagai tahap permulaan proyek itu sudah baik, tetapi tetap bisa diadakan penyesuaian sesuai dengan perkembangan dan kebutuhannya nanti.
Proyek itu sekarang ini didiami oleh 52 kepala keluarga (KK) yaitu masing2 dua KK dari tiap daerah propinsi, kecuali propinsi Timor Timur. Setiap KK disediakan 4 hektar tanah untuk ditanami padi gogo, 2 hektar untuk tanaman keras dan 1/4 hektar untuk tanaman sayur-mayur. Areal perumahan untuk setiap KK itu masih mungkin untuk dapat dibangun sebuah kolam ikan dalam rangka pertanian campuran.
Proyek Desa Pemuda Indonesia itu mempunyai ciri tersendiri lain dari desa transmigrasi, karena tujuan dibangunnya proyek itu untuk pengintegrasian pemuda2 yang berasal dari lain propinsi, katanya.
Kepada Presiden Soeharto dilaporkan pengelolaan 100 buah traktor tangan dan 50 buah traktor mini.
Dalam laporannya dikatakan bahwa ke-100 buah traktor tangan itu dioperasikan di Jawa 75 buah, Sulteng dan Bali masing2 10 buah dan lima buah lainnya di Sultra,
sedangkan traktor2 mini itu akan dikirim ke Lampung, Sumbar dan Sulteng. (DTS)
Sumber: ANTARA (03/11/1977)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 606-607.