PRESIDEN SOEHARTO: INDUSTRIALISASI HARUS LEBIH DIPACU [1]
Jakarta, Media Indonesia
Presiden Soeharto mengatakan proses industrialisasi harus lebih dipacu dalam melaksanakan pembangunan di masa mendatang, karena industrialisasi merupakan salah satu cara meningkatkan kemakmuran dan kemajuan satu bangsa.
Dalam kaitan itu, kata Kepala Negara, yang penting adalah membekali kaum muda dengan segala persiapan agar mereka mampu menghadapi tantangan baru dari masyarakat modern, tetapi tetap berpegang kepada nilai luhur kepribadian bangsa Indonesia.
Presiden mengungkapkan saat meresmikan kampus Universitas Pancasila di Srengseng, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kemarin, sejarah menunjukkan bahwa hanya bangsa yang memiliki industri maju sajalah yang rakyatnya hidup makmur.
“Bangsa Indonesia hanya akan memiliki industri maju jika dapat menguasai pengetahuan dan teknologi yang mendukungnya,” jelasnya.
Namun, Presiden juga mengingatkan proses industrialisasi agar tidak salah langkah. “Manusiajangan hanya diperlakukan sebagai faktor produksi, karena hal ini bertentangan dengan cita-cita pembangunan nasional, bertentangan dengan falsafah hidup, ” tandasnya.
Sebab itu, tutur Presiden, dalam melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila, perguruan tinggi perlu memainkan peranan penting. Perguruan tinggi, katanya, merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya manusia yang kuat bekal ilmu pengetahuannya dan sadar akan ideologi nasionalnya.
Selain itu, menurut Presiden, banyak sekali masalah baru, tantangan baru dan harapan baru yang muncul akan dibawa oleh dinamika perubahan. “Banyak diantaranya yang belum dikenal, belum dipikirkan dan malahan barangkali belum dibayangkan sebelumnya,” kata Presiden seraya menambahkan semuanya itu memerlukan jawaban yang setepat-tepatnya dan sebaik-baiknya.
Untuk itu, katanya jawaban yang diberikan harus tepat dilihat dari sudut sosial dan ekonomi, harus masuk akal secara politis dan kuat secara ideologis. Itulah yang dimaksud bahwa pembangunan merupakan pengamalan Pancasila. (Rid)
Sumber: MEDIA INDONESIA (23/04/1993)
____________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 416-417.