PRESIDEN SOEHARTO: ISU AKTUAL BISA DIJADIKAN SUMBER KERAWANAN

PRESIDEN SOEHARTO: ISU AKTUAL BISA DIJADIKAN SUMBER KERAWANAN[1]

 

Jakarta, Kompas

Presiden Soeharto mengingatkan, isu-isu hak asasi manusia (HAM), keterbukaan, demokratisasi dan lingkungan hidup bisa dimanfaatkan sebagai sumber kerawanan di dalam negeri yang pada akhirnya dapat mengancam pelaksanaan pembangunan nasional serta memperlemah ketahanan nasional.

Hal itu dikemukakan Presiden Soeharto hari Kamis (23/6), ketika menerima 95 peserta Kursus Singkat Angkatan IV Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Bina Graha Jakarta. Menurut Kepala Negara, membangun bangsa tidak sepi dari tantangan dan hambatan, baik dari luar maupun dari dalam negeri. Tantangan dari luar lebih mernpakan dampak negatif dari globalisasi ekonomi dan penetrasi budaya asing yang didukung dengan teknologi dan informasi yang canggih.

“Kerawanan di dalam negeri dapat dimanfaatkan atau diciptakan melalui isu-isu HAM, keterbukaan, demokratisasi dari lingkungan hidup. Karena itu, kewaspadaan nasional pada berbagai aspek kehidupan perlu terus ditingkatkan untuk mengamankan kelancaran pelaksanaan pembangunan,”demikian Presiden.

Dalam rangka memantapkan kewaspadaan nasional, Kepala Negara mengingatkan agar jangan membesar-besarkan perbedaan yang ada dan jangan dilupakan tekad bangsa Indonesia menjadi bangsa yang satu.

Jelaskan keberhasilan PJP I

Dewasa ini, lanjutnya, Indonesia barn saja memasuki PJP II setelah berhasil melampaui PJPI. “Selama 25 tahun membangun dalam kurun PJPT, kita telah dapat meletakkan landasan yang kukuh untuk tinggal landas. Karena itu, kurun PJP II merupakan era tinggal landas. Selama PJP I, kita telah dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan terus mempertahankannya, “katanya.

Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi tadi, kata Kepala Negara, juga disertai perubahan yang mendasar dalam struktur ekonomi yang makin seimbang. Peranan sektor industri dalam perekonomian makin besar, dengan dukungan sektor pertanian yang bertambah kokoh.

“Landasan ekonomi kita menjadi makin kuat dan ketahanan ekonomi kita makin besar. Kesejahteraan rakyat berhasil kita tingkatkan dan bertambah merata,” kata Presiden.

Menurut Presiden, semuanya itu bisa terjadi karena terpeliharanya stabilitas nasional yang mantap dari dinarnis. Hal ini tidak berarti bahwa selama kurun waktu PJP I tidak terjadi gangguan terhadap stabilitas, baik di bidang ekonomi maupun politik.

“Selama dua setengah dasa-warsa membangun, kita mengalarni berbagai gejolak politik dan kesulitan ekonomi. Namun dengan keteguhan dan tekad bulat, kita berhasil mengatasinya dengan baik,”kata Presiden.

Dalam PJP I, tuturnya, Indonesia telah menegaskan Pancasila sebagai satu­ satunya asas dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “Kita pun dapat membangun tatanan dan pranata politik yang demokratis berdasarkan amanat konstitusi. Kita telah berhasil melembagakan secara mendasar mekanisme kepemimpinan nasional menurut sistem yang dikehendaki UUD 45. Setiap lima tahun kita menyelenggarakan pemilihan umum,”ujarnya. (vik)

Sumber :KOMPAS ( 24/06/1994)

____________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 77-79

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.