PRESIDEN  SOEHARTO: KECELAKAAN KERJA MASIH SERING TERJADI

PRESIDEN  SOEHARTO: KECELAKAAN KERJA MASIH SERING TERJADI [1]

Jakarta, Kompas

Presiden Soeharto mengatakan, masih banyak perusahaan yang belum melaksanakan peraturan menganai keselamatan kerja, sementara itu banyak pekerja yang enggan memakai alat pelindung diri sehingga masih sering terjadi kecelakaan kerja.

“untuk menghindari hal-hal seperti itu, maka pertumbuhan industri hendaknya selalu dibarengi upaya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja,” kata Presiden ketika menacanangkan Kampanye Kesehatan dan Keselamatan Kerja di TMII, Senin (13/1).

Pada acara yang dihadiri Menaker Cosmas Batubara, Menperin Hartanto, Menhut Hasjrul Harahap, serta Mendagri Rudini itu, Kepala Negara menyatakan, Kampanye K3 yang dilakukan selama ini memang telah membuahkan berbagai hasil positif.

Sebagai contoh, katanya, tanggung jawab masyarakat industry untuk menerapkan peraturan yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja mulai terasa. Tingkat kecelakaan kerja menurun secara mengesankan.

“Meski demikian, kita masih menghadapi berbagai tantangan. Masih ada sector rawan kecelakaan seperti pekerjaan konstruksi serta pertambangan, yang belum menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana diharuskan,” ujar Kepala Negara.

Karena itu, ia mengatakan, Kampanye K3 harus terus dilanjutkan, terutama sector-sektor yang rawan kecelakaan, serta perusahaan yang belum sepenuhnya menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja.

Kampanye K3 ini di masa datang perlu ditingkatkan menjadi Gerakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sehingga semua pihak terkait secara bersama-sama berusaha meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, lanut Presiden.

Risiko Kerja

Presiden Soeharto juga menyatakan, Indonesia ingin menjadi masyarakat industri, yaitu masyarakat yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara luas dan intensif untuk mempercepat proses produksi dan meningkatkan  kesejahteraan.

“Namun, pemanfaatan teknologi dalam proses industri juga mengandung resiko bahaya seperti kecelakaan, penyakit kerja, dan pencemaran lingkungan,” kata Presiden yang juga sekaligus membuka Konfensi K3 yang berlangsung selama tiga hari.

Resiko pemanfaatan ilmu pengetahuan pada proses industri juga bisa berwujud pada kekurang telitian para pekerja, misalnya yang mengakibatkan meledaknya alat produksi.

“Kecelakaan kerja juga mengganggu proses industri. Proses produksi kadang­ kadang juga menjadi sebab terjadinya suatu penyakit dan mencemari lingkungan sekitarnya,” kata Presiden.

Seusai mencanangkan Kampanye K3, Kepala Negara beramah tamah dengan para peserta Konvensi K3 yang datang dari seluruh tanah air.

Sumber: KOMPAS (14/01/1992)

____________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 491-492.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.