Presiden Soeharto : KETIDAKPUASAN JADI CAMBUK KERJA KERAS

Presiden Soeharto :

KETIDAKPUASAN JADI CAMBUK KERJA KERAS [1]

 

Jakarta, Berita Yudha

Setiap kemajuan, setiap hasil pembangunan, betapapun kecilnya pasti mempunyai arti yang dalam. Kemajuan itu tidak saja mempunyai arti ekonomi, melainkan ada arti lain yang tidak kalah pentingnya ialah bertambah besarnya kepercayaan kepada diri sendiri, bahwa kita memang mampu melaksanakan pembangunan. Demikian antara lain pidato Presiden Soeharto pada peresmian pabrik pupuk Pusri II di Palembang Kamis siang.

Mungkin saja kita belum puas dengan hasil jerih payah kita selama ini, kata Presiden, namun perasaan tidak puas tidak selamanya berarti buruk. Asal ketidakpuasan itu menjadi cambuk bagi kita untuk bekerja lebih keras lebih giat dalam membangun. Karena dalam membangun kita akan menikmati hari esok yang lebih baik dan mewariskan kepada generasi yang akan datang masa depan mereka yang lebih bahagia dari pada masa kita yang sekarang.

Menurut Presiden, kita harus tetap sadar, karena perjalanan pembangunan yang akan kita tempuh itu masih panjang dan mungkin berat, maka berarti makin besarnya tanggungjawab dari beban yang harus dipikul. Lebih jauh Presiden mengatakan seperti yang digariskan dalam Garis2 Besar Haluan Negara, landasan masyarakat adil dan makmur akan dicapai setelah kita melaksanakan 5 – 6 kali Repelita. Landasan untuk memungkinkan tercapainya masyarakat yang demikian adalah antara lain apabila struktur ekonomi kita telah mencapai keseimbangan pada tingkat yang tinggi antara industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang kokoh pula.

Menurut Presiden dalam Repelita II perhatian kita dalam bidang industri harus ditingkatkan dan diluaskan disamping meneruskan pembangunan industri yang mendukung pertanian dan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.

Kata Presiden selanjutnya, segera akan tampak jelas bahwa dalam seluruh gerak dan arah tadi, produksi pupuk akan memainkan peranan yang penting, karena intensifikasi pertanian mustahil dapat terlaksana tanpa pupuk. Karena itu sangat jelas bahwa tantangan yang dihadapkan kepada industri pupuk adalah sangat besar dan tantangan itu, kata Presiden harus dijawab. Dan salah satu jawaban telah diberikan, oleh Pabrik Pupuk Pusri II ini. Selain itu Presiden juga telah mengingatkan kepada kita semua bahwa apabila Pusri I menghasilkan 1.000.000 ton pupuk dan Pusri II ini menghasilkan 38.000 ton, maka harus segera dilanjutkan dengan pembangunan Pusri III sehingga seluruhnya mencapai satu juta ton.

Presiden juga mengatakan bahwa kita tidak boleh berhenti disitu karena kebutuhan akan pupuk masih lebih besar dari apa yang mampu kita hasilkan sampai saat ini, karena disamping Pabrik pupuk Pusri kita juga sedang dan akan membangun pabrik2 pupuk lainnya dan kita berusaha agar kita bisa berswasembada dibidang pupuk. Bukan saja karena kita memerlukan pupuk untuk menjamin berhasilnya dibidang pertanian akan tetapi juga karena kita harus memanfaatkan secara maksimal kekayaan alam dan tenaga kerja kita yang banyak tersedia.

Hadir dalam upacara pembukaan Pusri II dan pembangunan Pusri III di Palembang antara lain Menteri2 Dalam Negeri, Perindustrian, PUTL, Penerangan, Pertambangan, Dirut Pertamina Dr. Ibnu Sutowo serta penjabat Tinggi sipil dan Militer lainnya. (DTS)

Sumber: BERITA YUDHA (09/08/1974)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 443-444.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.