PRESIDEN SOEHARTO KONTAK TANI YANG BERHASIL [1]
Jakarta, Antara
Para pejabat Dinas Pertanian, baik di pusat maupun di daerah, pada umumnya menyatakan setuju dengan pendapat Direktur Jenderal Pertanian Tanaman Pangan Ir. Achmad Affandi yang menganggap bahwa Presiden Soeharto pada hakekatnya adalah Kontak Tani yang berhasil.
Pengertian Kontak Tani dengan empat persyaratan hampir dipenuhi oleh Presiden Soeharto. Kontak Tani adalah petani pemilik tanah yang juga penggarap atau petani penggarap atau petani pemilik yang telah berpengalaman dalam berusaha tani.
Syarat ini tidak sepenuhnya dimiliki oleh pribadi Soeharto dalam hal pemilikan dan penggarapan, tetapi mengenai pengalaman berusaha tani, sebagai warga desa dan anak tani, dalam pribadi Presiden Soeharto tidak diragukan, melihat bahwa dalam Repelita I dan II berkat dorongannya bidang pertanian menjadi bidang yang mendapat prioritas pertama.
Juga dalam pelaksanaan2 berbagai jenis Inpres yang langsung menyangkut desa, pedesaan dan masyarakat tani, ternyata adanya pengaruh jari2 dan tangan yang berkuasa yang tahu benar tentang kebutuhan masyarakat di pedesaan yang pada umumnya terdiri atas petani.
Syarat kedua untuk dapat disebut kontak tani adalah bahwa ia mempunyai pengaruh baik terhadap lingkungannya. Usaha tani yang diselenggarakan oleh Sigit, putera Presiden Soeharto, dengan bimbingan dan pembinaan ayahnya, di daerah Bogor di desa Ciapus dan Tapos merupakan usaha tani teladan yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat tani sekelilingnya.
Syarat ketiga untuk Kontak Tani ialah bahwa ia memiliki pandangan positif terhadap kemajuan atau sifat dinamis dalam pertanian yang jelas dimiliki oleh pribadi Soeharto.
Syarat keempat untuk dapat digolongkan menjadi Kontak Tani ialah bahwa ia aktif membantu Pemerintah dalam usaha penyuluhan menuju pembangunan pertanian. Syarat ini jelas dimiliki penuhi oleh Presiden Soeharto yang bagi orang2 dinas dan pejabat pertanian berarti harus selalu bergerak dan berpikir dan tidak memperbolehkan pekerjaan yang mereka hadapi adalah pekerjaan rutin dan bisa bermalas-malasan.
Pejabat2 pertanian semuanya pada hakekatnya adalah penyuluh pertanian. Bedanya dengan Penyuluh Pertanian Lapangan atau PPL yang membina kontak tani ialah bahwa PPL itu telah dibebaskan dari pekerjaan2 administratif, mereka langsung menghadapi petani di lapangan. Presiden Soeharto bagi pejabat2 pertanian adalah penyuluh pertanian yang cakap. (DTS)
Sumber: ANTARA (05/04/1977)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 585-586.