Presiden Soeharto Membuka Muktamar MDI ke-3 Tahun 1990 PRESIDEN: BETAPAPUN EFEKTIF PEMERINTAHAN DAYA JANGKAU TERBATAS

Presiden Soeharto Membuka Muktamar MDI ke-3 Tahun 1990 PRESIDEN: BETAPAPUN EFEKTIF PEMERINTAHAN DAYA JANGKAU TERBATAS

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto hari Senin menyatakan betapapun efektifnya pemerintahan di Indonesia ini, daya jangkaunya tetap terbatas, oleh karena itu tentu ada celah-celah kegiatan yang tidak terjangkau oleh aparatur pemerintah.

Sehubungan dengan itu, ketika membuka Muktamar III Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) di Balai sidang Senayan Jakarta, Kepala Negara menambahkan bahwa organisasi dan lembaga-lembaga keagamaan dapat membantu mengisi celah-celah yang tidak mungkin ditangani aparat pemerintah tersebut.

Oleh karena itu pula, dalam acara yang dihadiri Ibu Tien Soeharto, Wakil Presiden dan Ny. EN. Sudharmono serta sejumlah menteri tersebut, Presiden mengajak organisasi dan lembaga keagamaan untuk lebih banyak melakukan kegiatan dakwah ke daerah-daerah terpencil. “Kegiatan dakwah di masyarakat perkotaan cukup banyak, akan tetapi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil sering terlupakan,” katanya.

Kepala Negara mengingatkan bahwa untuk mengembangkan kegiatan dakwah di daerah terpencil diperlukan kader-kader dakwah pembangunan, yakni kader-kader yang tidak saja mampu menyampaikan ajaran-ajaran agama, melainkan juga mampu meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, serta dapat membangkitkan semangat membangun.

Menurut Presiden, kader dakwah pembangunan tidak cukup hanya menguasai pengetahuan agama, tetapi juga harus dibekali wawasan pembangunan bangsa.

 

Tantangan Besar

Di depan sekitar 1300 peserta muktamar yang dijadwalkan berlangsung empat hari itu, Presiden juga mengingatkan bahwa tantangan dakwah di Indonesia sangat besar, dan tidak mungkin dijawab sendiri oleh organisasi keagamaan.

Dalam kaitan itu, ia menekankan perlunya kerjasama di antara berbagai organisasi dan lembaga keagamaan.

“Sudah tiba saatnya kita kembangkan kerjasama yang lebih terpadu agar segala potensi umat dapat dikerahkan dalam kehidupan beragama, dalam kerangka pembangunan nasional menuju terwujudnya masyarakat Pancasila,” katanya.

Ditambahkannya bahwa kerjasama itu sejalan dengan ajaran Islam yang menganjurkan umatnya saling tolong menolong dalam mewujudkan nilai-nilai kebajikan serta takwa.

“Kita harus dapat menerjemahkan nilai-nilai kebajikan dan takwa itu ke dalam program-program nyata. Di sinilah seringkali terletak kelemahan kita. Kita seringkali puas dengan gagasan-gagasan yang indah,” tandasnya.

Dijelaskannya bahwa melalui kegiatan dakwah, organisasi dan lembaga-lembaga keagamaan dapat memberikan sumbangan besar bagi pembangunan bangsa.

Muktamar III MDI, di samping menyusun program kerja, akan memilih pengurus baru DPP MDI masa bakti 1989-1994.

 

Sumber : ANTARA (26/02/1990)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 346-348.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.