PUASA MENGEKANG KESERAKAHAN DAN SIKAP MELAMPAUI BATAS

PUASA MENGEKANG KESERAKAHAN DAN SIKAP MELAMPAUI BATAS

 

 

Jakarta, Antara

Sekjen DPP Badan Musyawarah Ulama dan Umat IslamAchmad Sjathari mengatakan , puasa atau “shiyam” yang berarti harfiah “menahan diri” itu sebetulnya punya makna lebih luas, yakni mengekang diri setiap muslim dari berbagai sikap keserakahan dan segala sesuatu yang melampaui batas.

“Hakekat puasa dan kewajiban membayar zakat pada bulan Ramadhan sesungguhnya dapat menggugah umat untuk memeratakan rezeki dan sebaliknya mengurangi kesenjangan sosial antar si kaya dan si miskin,” katanya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Sedangkan H. Asmawi Manap, Ketua Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) DKI Jakarta yang baru saja terpilih, mengatakan, selain mengekang keserakahan dan sikap melampaui batas, puasa juga mendidik umat Islam untuk menghayati penderitaan orang miskin yang lapar serta mengembangkan persaudaraan dan silaturahmi.

“Disunahkannya shalat tarawih setiap malam itu artinya umat Islam disuruh kumpul, disuruh silaturahmi mengembangkan ukhuwah (persaudaraan), disamping beribadah tarawihnya itu sendiri,” kata Asnawi Manap yang juga pernah menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta. Kedua orang tersebut, Achmad Sjathari dan H. Asmawi Manap, mengemukakan pendapatnya sehubungan dengan dimulainya pelaksanaan ibadah puasa oleh umat Islam pada hari Rabu (28/3).

Bukan Hanya Menahan lapar Menurut Achmad Sjathari, makna puasa bukan hanya sekedar menahan perut dari rasa lapar dan haus, tapi segala organ tubuh lainnya termasuk mata, tangan, kaki dan hati sepatutnya juga menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang membatalkan puasa dan tidak terpuji lainnya. “Apabila hikmah puasa, yakni turut merasakan penderitaan kaum miskin dan hikmah zakat, yakni membantu kaum yang lemah dipraktekkan, jurang kaya miskin dan kesenjangan sosial bias dieliminasi, minimal dikurangi,” katanya.

Baik Achmad Sjathari maupun Asmawi Manap sepakat bila solidaritas sosial yang menjadi hikmah puasa tersebut hendakny a diteruskan tidak hanya pada bulan Ramadhan saja tapi juga pada masa-masa pasca-puasa.

Semua itu, menurut mereka, perlu dilakukan karena masalah kesenjangan sosial di Indonesia sebagaimana diakui Presiden Soeharto masih cukup memprihatinkan.

Berhubung adanya ajakan Presiden Soeharto agar perusahaan swasta menjual sahamnya kepada koperasi, Achmad Sjathari mengimbau agar konglomerat muslim memenuhi ajakan tersebut,karena membantu yang lemah ialah intisari dari pelaksanaan ibadah puasa.

 

 

Sumber : ANTARA (26/03/1990)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 348-350.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.