PRESIDEN SOEHARTO PADA PERINGATAN SERANGAN UMUM 1949
Jakarta, Antara
Menurut Presiden Soeharto, pelajaran di masa lampau itu masih tetap berlaku dalam tahap perjuangan bangsa Indonesia dewasa ini, yaitu tahap pembangunan lahir batin seluruh bangsa sebagai kelanjutan perjuangan merebut, menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan.
”Perjuangan pembangunan sekarang ini juga memerlukan persatuan diantara kita. Pembangunan kita akan berhasil hila bangsa Indonesia dapat terus memperkuat persatuan, mengobarkan semangat membangun di setiap dada bangsa Indonesia dan yakin akan keberhasilan pembangunan di segala bidang”.
Semangat perjuangan yang menjadi tradisi bangsa di masa lampau perlu terus dipelihara dan dikobarkan dalam perjuangan pembangunan sekarang, kata presiden.
Ia mengatakan, sudah tentu bahwa musuh sekarang bukan lagi tentara penjajah, tetapi ketinggalan yang masih harus dikejar, senjata kita, bukan lagi bedil tetapi ketrampilan, dan keahlian.
“Tujuan kita bukan merebut daerah, kota atau pun suatu wilayah, tetapi meningkatkan mutu hidup kita bersama seluruh bangsa Indonesia,” demikian presiden.
Peringatan 40 tahun serangan umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta dilakukan dengan berbagai kegiatan sosial, sarasehan oleh paguyuban Wehrkreise III, ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, pemutaran film perjuangan di Yogyakarta.
Bertepatan dengan hari Rabu, tanggal 1 Maret 1989 dilakukan peragaan kembali serangan umum terhadap kota Yogyakarta oleh sekitar 1.645 orang terdiri atas anggota ABRI, Menwa, veteran, hansip generasi muda dan masyarakat kota ini.
Sumber : ANTARA(28/02/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 754-755.