PRESIDEN SOEHARTO: TANPA PENDIDIKAN YANG BAIK TIDAK MUNGKIN MEMBANGUN BANGSA DENGAN BAIK

PRESIDEN SOEHARTO: TANPA PENDIDIKAN YANG BAIK TIDAK MUNGKIN MEMBANGUN BANGSA DENGAN BAIK [1]

 

Yogyakarta, Antara

Presiden Soeharto mengatakan, pembangunan pendidikan nasional merupakan bagian yang mutlak dari pada pembangunan nasional secara keseluruhan.

Tanpa pendidikan yang baik tidak mungkin membangun bangsa dengan baik. Hal ini jelas, karena pembangunan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan dilaksanakan oleh anggota masyarakat sendiri. Tanpa anggota masyarakat yang mampu mengurus dirinya sendiri dan membangun masyarakatnya, maka pembangunan masyarakat adalah mustahil, kata Presiden.

Presiden Soeharto dalam amanat tertulisnya pada pembukaan Musyawarah Taman Siswa yang dibacakan oleh Menteri P dan K Syarif Thayeb Selasa malam, di Yogyakarta, menekankan, bahwa pendidikan tidak lain adalah pembangunan manusia2 pembangunan yang mampu membangun dirinyadan membangun masyarakat yang dicita2kan bersama.

Pendidikan Nasional

Presiden mengemukakan, bahwa dasar dan tujuan pendidikan nasional haruslah Pancasila, tanpa pendidikan yang mempunyai dasar dan tujuan Pancasila, maka tidak mungkin membangun masyarakat yang berdasarkan Pancasila.

Dikemukakan, sistim pendidikan sekarang ini belum sepenuhnya mengarah kepada pembentukan manusia2 pembangunan.

Usaha kearah itu sedang dijalankan. Usaha itu merupakan usaha besar yang keberhasilannya merupakan tanggungjawab pemerintah, pencinta2 pendidikan, para orangtua dan tanggungjawab seluruh masyarakat.

Dikatakan, bahwa kita harus bergerak dan memang sedang bergerak ke arah suatu sistim pendidikan nasional yang dapat mengembangkan kreativitas dan tanggungjawab, yang dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh rasa tanggungjawab. Mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai dengan budi pekerti yang luhur yang mencintai bangsa dan manusia. Suatu sistim pendidikan baru yang dapat menserasikan kemampuan lahiriah dan kematangan rohaniah yang mengseimbangkan kepanjangan akal dan ketinggian moral.

Presiden Soeharto mengatakan, pada masa2 yang silam struktur pendidikan telah berkembang tanpa keseimbangan, sehingga sekarang terasa kekurangan2 tenaga kerja yang terlatih baik ditingkat bawah, menengah dan tinggi. Selain itu pada masa lalu juga banyak sekali yang menyelesaikan pendidikan tetapi ternyata belum siap untuk berdiri sendiri.

Presiden Soeharto menyerukan agar masyarakat merobah sikap keliru dalam masalah pendidikan. Masyarakat harus menyadari tujuan yang benar dari pendidikan.

Dijelaskan dalam rangka memperbaiki keadaan pendidikan sejak beberapa waktu lalu telah mulai diadakan pembahasan sistim pendidikan yang bertujuan untuk membangun manusia pembangunan.

Hal penting lainnya dalam sistim pendidikan adalah bagaimana memasyarakatkan sekolah. Sekolah dan masyarakat harus saling isi mengisi serta menjalin hubungan yang erat. Demikian antara lain Presiden Soeharto.

Musyawarah Taman Siswa yang berlangsung selama sepekan itu dihadiri oleh bekas siswa2 perguruan tersebut antara lain Prof. Syarif Thayeb, Dono Pranoto, Moh. Isnaeni, Mashuri, Probo Sutedjo. Musyawarah akan membahas usaha2 meningkatkan partisipasi Taman Siswa dalam dunia pendidikan di Indonesia sekarang ini. (DTS)

Sumber: ANTARA (17/12/1975)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 806-807.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.