PRESIDEN SOEHARTO TERIMA EMPAT TOKOH PARTAI (LDP) JEPANG
Presiden Soeharto di Tokyo, hari Kamis, menerima empat tokoh Partai Demokratik Liberal (LDP) Jepang yang merupakan partai yang memerintah Jepang dewasa ini.
Pertemuan ke empat tokoh partai LDP dengan Presiden Soeharto dilakukan di lantai paling atas Hotel Okura dan diselenggarakan secara terpisah. Pertemuan masing-masing tokoh partai itu dengan Presiden Soeharto berlangsung sekitar 25 sampai 30 menit.
Ke empat tokoh partai itu ialah bekas Perdana Menteri Jepang Fukuda, Toshia Komoto yang juga adalah Menteri Urusan Perencanaan Ekonorni, Shintaro Abe – Menteri Perdagangan Internasional dan Industri (MITI), dan Yasuhiro Nakasone – Menteri Negara Urusan Administrasi Jepang.
Dalam pertemuan pertama, Presiden Soeharto menerima terlebih dulu Fukuda, kemudian berturut-turut Komoto, Shintaro Abe dan Nakasone.
Ketika menerima Shintaro Abe disertai pula anggota Parlemen Jepang yakni Nakahata dan Nakamura serta deputi Menteri MITI yakni Komatsu dan Nakazawa.
Presiden dalam pertemuan itu disertai Menteri Sekretaris Negara Sudharmono dan Dubes RI di Tokyo Sayidiman. Empat tokoh partai LDP itu disertai oleh Dubes Jepang di Indonesia, Yamasaki.
Pertemuan dengan empat tokoh partai LDP di luar dari acara kunjungan Presiden Soeharto yang telah ditetapkan. Pertemuan itu atas permintaan mereka, kata seorang pejabat Indonesia.
Fukuda
Bekas PM Jepang Fukuda selesai pertemuannya dengan Presiden tidak bersedia memberi keterangan kepada wartawan. Ia hanya tersenyum ketika ditanya pers. Fukuda yang pernah mengunjungi Indonesia bertemu dengan Presiden sekitar dua puluh lima menit. Ia tampak masih segar dan jalannya cepat.
Komoto
Saya gembira dapat bertemu dengan Presiden Soeharto, kata Komoto kepada wartawan. Ini merupakan pertemuannya yang ke empat kalinya dengan Presiden Soeharto, katanya.
Komoto pernah pula mengunjungi Indonesia beberapa tahun lalu. Ia mengatakan dalam pertemuannya dengan Presiden Soeharto telah dibicarakan pula mengenai perkembangan politik terakhir di Jepang dewasa ini.
Komoto yang juga adalah Menteri Perencanaan Urusan Ekonomi Jepang mengatakan, dalam pembicaraannya dengan Presiden telah disinggung mengenai pentingnya jaminan garis suplai Jepang.
Presiden dalam kesempatan itu mengatakan bahwa, Jepang barus memperhatikan kepentingan negara2 yang dilalui garis suplai itu.
Shintaro Abe
Tokoh partai LDP ini lebih banyak memberikan keterangan kepada pers selesai pertemuannya dengan Presiden Soeharto.
Sambil berjalan dari tempat pembicaraan di lantai tiga belas maupun dalam lift Shintaro Abe mengatakan bahwa dengan Presiden Soeharto telah dibicarakan mengenai kebijaksanaan ekspor Indonesia yakni counter purchase.
Shintaro Abe mengatakan, kebijaksanaan counter purchase ini menimbulkan masalah bagi Jepang. Abe mengatakan kebijaksanaan ekspor Indonesia itu menyulitkan Jepang, tetapi ia percaya masih ada cara untuk mengatasinya melalui musyawarah antara kedua pihak.
Jepang minta Kepada Indonesia untuk memperlunak kebijaksanaan ekspor itu. Dalam pertemuan itu Presiden menjelaskan bahwa kebijaksanaan itu diadakan untuk mengembangkan kemampuan dan ketahanan ekonomi rakyat Indonesia.
Jika ada cara lain untuk menggantikan kebijaksanaan ekspor counter purchase tentu akan dipertimbangkan asal saja kepentingan rakyat Indonesia tetap terjamin.
Abe mengatakan walau ada perbedaan pendapat tetapi hubungan Indonesia dan Jepang tetap akan selalu terjalin erat baik sekarang maupun di masa mendatang.
Dalam pertemuan dengan Shintaro Abe juga dibicarakan kemungkinan peningkatan kerja sama ekonomi dan teknologi.
Nakasone
Menteri Negara Urusan Administrasi yang juga merupakan tokoh LDP dalam keterangannya kepada pers selesai pertemuan dengan Presiden menjelaskan bahwa yang penting bagi Indonesia danJepang ialah mengembangkan hubungan ekonomi dan persahabatan atas dasar saling percaya.
Selain Indonesia, Jepang juga ingin selalu memperhatikan hubungan dan kerja samanya dengan negara2 ASEAN lainnya, kata Nakasone.
Ketika ditanya komentarnya mengenai kemungkinannya untuk menjadi Perdana Menteri Jepang, Nakasone menjawab sambil tertawa, "tidak ada komentar untuk itu". (RA)
…
Tokyo, Antara
Sumber : ANTARA (21/10/1982)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 899-901.