PRESIDEN SOEHARTO TERIMA KETUA PERTUNI
Presiden Soeharto menanggapi positip dan dapat memahami potensi karya kaum tuna netra di Indonesia, demikian keterangan Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Ali Partokusumo SH kepada pers selesai diterima Kepala Negara di Bina Graha, Kamis.
Pimpinan Pertuni melaporkan kepada Presiden Soeharto mengenai hasil2 Kongres Pertuni di Surabaya, Juli lalu.
Hasil kongres Pertuni antara lain minta kepada pemerintah agar memperhatikan potensi karya kaum tuna netra Indonesia yang dapat dimanfaatkan dalam pembangunan.
Juga kaum tuna netra Indonesia mohon agar wakil2 mereka dapat duduk menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, guna memantapkan penyaluran aspirasi2 mereka melalui dewan itu, kata Ali Partokusumo.
Pertuni mohon kepada pemerintah agar dalam hal2 yang mendesak kepentingan kaum tuna netra Indonesia dibuatkan keputusan2 Presiden atau peraturan2 Pemerintah, karena untuk membuat Undang2 memerlukan waktu lama.
Dalam hubungan ini,Presiden minta Pertuni agar mengajukan pemikiran2nya dan membicarakan hal itu dengan Menko Kesra, Departemen Sosial dan P dan K. Undang2 yang menyangkut hak2 dan kewajiban kaum tuna netra ini penting artinya, kata Ali Partokusumo.
Tentang permohonan agar Pertuni mempunyai wakil2nya di DPR, Presiden minta agar membicarakan pula hal itu dengan ketiga organisasi politik yang ada di DPR.
Atas pertanyaan, Ketua Pertuni mengatakan, dewasa ini Pertuni mempunyai 37.065 anggota. Mereka ini kalau dididik bisa dimanfaatkan tenaganya untuk pembangunan. Menurut catatan Departemen Sosial tuna netra di Indonesia berjumlah 1,3 juta orang.
Presiden Soeharto dalam tahun 1975, pernah memberikan bantuan Rp.50 juta kepada Pertuni untuk proyek2 pendidikan Pertuni di antaranya untuk pembangunan perpustakaan huruf Braille dan loka karya2.
Untuk proyek2 Pertuni selanjutnya, Presiden menyediakan bantuan Rp.50 juta lagi namun Pertuni harus menyiapkan dulu proyek2 itu, demikian keterangan Ketua Pertuni. (DTS)
…
Jakarta, Antara
Sumber: ANTARA (19/09/1980)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 980.