PRESIDEN SOEHARTO TIBA DI NEW DELHI KEKUATAN NON BLOK PERLU KONSOLIDASI LAGI DIKELUARKAN, KOMUNIKE BERSAMA RI – PAKISTAN
Presiden Soeharto mengatakan, Indonesia merasa perlu diadakannya lagi konsolidasi kekuatan Non Blok.
"Kami sungguh merasakan keretakan dalam Non Blok akan menyeret gerakan ini ke dalam pengaruh negara super-power. "Kita Harus bekerja bahu membahu sesuai semangat Non Blok. Sebab bila kita sampai masuk ke dalam perangkap suatu negara superpower, berarti gerakan Non Blok akan hilang artinya."
Presiden Soeharto mengatakan hal itu Senin malam di New Delhi, dalam jamuan makan kenegaraan yang diselenggarakan oleh Presiden India, Sanjiva Reddy di ruang Ashok Istana "Rashtrapati Bhayan". Kepala Negara RI menyampaikan hal di atas setelah menyatakan keprihatinannya melihat persaingan dan usaha untuk meluaskan pengaruh di antara negara-negara superpower, yang tidak berkurang, malah nampak gejala yang makin membahayakan.
Misalnya dengan adanya intervensi militer terhadap negara lain. Di samping itu kita melihat dengan prihatin peperangan yang masih berkelanjutan antara dua negara dari dunia ketiga, Iran-Irak.
"Kenyataan ini menyadarkan kami bahwa semua usaha harus dilakukan untuk konsolidasi perdamaian dunia. Semua pihak setidaknya harus dapat menahan diri agar keadaan tidak menjadi lebih buruk. Ini merupakan alternatif satu-satunya, sebab setiap penundaan ke arah penyelesaian konflik akan menimbulkan malapetaka bagi dunia," kata Presiden Soeharto.
Tiba di India
Presiden dan Ny. Tien Soeharto serta rombongan tiba di India Senin siang setelah mengakhiri kunjungannya di Pakistan. Di lapangan terbang New Delhi, Presiden Soeharto disambut oleh Presiden India Sanjiva Reddy, PM Ny. Indira Gandhi serta pejabat-pejabat tinggi India dan korps diplomatik asing dinegara itu.
Sore harinya, Presiden dan Ny Tien Soeharto melakukan kunjungan kehormatan pada Presiden India dan Ny. Sanjiva Reddy. Mulai pukul 16.40 kemarin, Presiden Soeharto mengadakan pembicaraan empat mata dengan PM Ny. Indira Gandhi. Selesai pembicaraan itu, jam 17.55 Wakil Presiden India dan isteri melakukan kunjungan kehormatan pada Presiden dan Ny. Tien Soeharto.
Komunike Bersama RI Pakistan
Sebelum Presiden Soeharto meninggalkan Pakistan, di Islamabad dikeluarkan komunike bersama Indonesia Pakistan. Dalam komunike itu antara lain disebutkan bahwa Indonesia dan Pakistan menyatakan keprihatinan yang mendalam atas terus berlangsungnya kehadiran pasukan-pasukan asing di Afghanistan dan Kampuchea, dan menekankan perlunya segera pasukan-pasukan asing itu ditarikke luar dari kedua negara tersebut.
Selama kunjungan ini, kedua kepala negara menelaah kemajuan kerjasama bilateral dalam kerangka forum kerjasama ekonomi dan kebudayaan Indonesia Pakistan (IPECC). Mereka merasakan perluasan kerjasama akan bermanfaat bagi kedua negara dan mempererat ketahanan nasional mereka.
Kedua pihak berjanji untuk berketetapan hati, melanjutkan kerjasamanya di dalam kerangka organisasi Konperensi Islam. Kedua pihak juga meninjau situasi ekonomi internasional dan menegaskan kembali ketetapan hati mereka untuk bekerja bersama-sama dengan negara-negara Dunia Ketiga lainnya, untuk membangun orde Ekonomi Internasional Baru yang didasarkan pada keadilan dan persamaan.
Ketika tukar flkiran mengenai krisis yang berkelanjutan di Timur Tengah kedua pihak berpendirian, bahwa perdamaian yang adil dan abadi tidak dapat tercapai tanpa penarikan mundur Israel dari semua wilayah yang didudukinya, termasuk Al-Quds. Dan dianggap perlu pemulihan hak-hak yang tak dapat dipungkiri dari rakyat Palestina, termasuk hak mereka mendirikan negara merdeka di tanah-air mereka di bawah pimpinan wakil tunggal rakyat Palestina, yaitu Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Ke Makam Gandhi
Selasa pagi ini, Presiden Soeharto akan meletakkan karangan bunga di Raj Ghat, tempat penyimpanan abu Mahatma Gandhi, lalu menuju Museum Nehru. Siang hari, Presiden dan Ny. Tien Soeharto akan menghadiri jamuan makan siang yang diselenggarakan oleh PM Ny. Indira Gandhi. (DTS)
…
New Delhi, Kompas
Sumber: KOMPAS (11/12/1980)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 709-711.