PRESIDEN SOEHARTO TTG PENCAIRAN BANTUAN LN

PRESIDEN SOEHARTO TTG PENCAIRAN BANTUAN LN

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto meminta agar pencairan dana bantuan  luar negeri untuk pernbangunan proyek-proyek di tanah air tetap lancar dan meningkat.

Presiden menyatakan hal itu setelah rnenerima laporan dari Tim Pendayagunaan Pelaksanaan Proyek-Proyek Dana Bantuan Luar Negeri (TP4DBLN) yang dipimpin Menpan DR. Saleh Affif dan Wakilnya Menrnuda/ Sekkab Drs. Moerdiono di Bina Graha,Selasa. Ketua tim, Saleh Affif mengatakan kepada wartawan, pencairan dana (disbursment) bantuan luar negeri untuk pelaksanaan proyek-proyek pembangunan di Indonesia beijalan lancar dan meningkat dalam tahun 1986 – 1987 dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Dana bantuan luar negeri itu berasal dari Jepang (OECF), Bank Pembangunan Asia (ADB), Bank Dunia dan bantuan pemerintah Belanda, kata Saleh Affif.

Ia mengatakan pencairan dana (disbursment) bantuan OECF dalam tahun 1986- 1987 (1 April 86 – 31 Maret 87) mencapai 60,6 miliar Yen atau naik 39,4 persen dibanding tahun sebelumnya. Sejak 1983-1985, pencairan danaini masih menurun dan baru tahun 86-87 meningkat.

Untuk pencairan dana bantuan Bank Pembangunan Asia tahun 1986 (1 Januari – 31 Desember) mencapai sekitar 206,7 juta dolar atau naik 23,4 persen dari tahun sebelumnya 167,5 juta dolar. Untuk kwartal satu tahun 1987,pencairan dana bantuan ADB naik 65persen dibanding kwartal pertama tahun lalu, kata Saleh Affif.

Mengenai pencairan dana Bank Dunia yang mempunyai tahun anggaran 1 Juli- 30 Juni, ketua tim mengatakan masih sedang dihitung karena jangka waktunya belum habis. Namun pencairan dana Bank Dunia ini sampai Maret 1987 mencapai sekitar 600 juta dolar atau naik 7,4 persen dibanding tahun sebelumnya.

Untuk pencairan dana bantuan pemerintah Belanda pada tahun 1986 mencapai 182 juta Gulden, kata Saleh Affif. Atas pertanyaan wartawan mengapa pencairan dana bantuan luar negeri ini berjalan lancar dan prosentasenya meningkat, Saleh Affif menegaskan hal ini berkat kerja sama dan kerja keras tim dengan berbagai departemen serta para pemberi bantuan.

“Karni melakukan pemantauan terus-menerus dan kalau ada hambatan terus diteliti mengapa sampai terhambat kemudian mengambil langkah langkah yang tepat,” katanya menambahkan. Ia membenarkan salah satu hambatan adalah dalam bidang administrasi. (LS)

 

 

Sumber: ANTARA (28/04/1987)

 

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 443-444.

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.