PRESIDEN TEGASKAN BAHWA SETIAP PRAJURIT ABRI ADALAH PEJOANG

PRESIDEN TEGASKAN BAHWA SETIAP PRAJURIT ABRI ADALAH PEJOANG [1]

Jakarta, Merdeka

Dalam rangka pemeliharaan kepribadian bangsa dan semangat perjoangan ini, sangatlah penting menanamkan kesadaran pada setiap prajurit ABRI, bahwa ia adalah pejoang.

Memberikan amanatnya pada upacara pelantikan dan Prasetia 911 Perwira Remaja lulusan AKABRI di lapangan olahraga AKABRI Magelang hari Senin Presiden Soeharto menegaskan, bahwa kesadaran sebagai pejoang ini merupakan kepribadian ABRI yang sangat menonjol.

ABRI lahir bersama-sama dengan lahirnya kemerdekaan nasional di tahun 1945. Karena itu ABRI tidak memandang dirinya semata2 sebagai alat negara, melainkan sebagai kekuatan yang melahirkan kemerdekaan dan bertanggungjawab memelihara cita2 kemerdekaan.

“Sejarah masa lampau telah memerikan peranan ABRI yang demikian. Dimasa datang ABRI harus mampu melaksanakan peranannya yang demikian itu pula. Dan peranan itu tidak ditentukan oleh apa yang dikatakan ABRI melainkan akan lebih ditentukan oleh apa yang dikerjakan BRI”, demikian Presiden menekankan.

“Dan yang penting”, demikian Presiden menambahkan, “adalah bagaimana tingkah laku ABRI, baik sebagai perorangan atau dalam ikatan kesatuan maupun ABRI sebagai keseluruhan, yang harus benar2 mencerminkan peranan dan pengabdiannya sebagai pendukung dan pelaksana cita2 kemerdekaan tadi”.

Para perwira ini nanti yang akan menumbuhkan dan memperkuat Angkatan bersendjata dalam bangsa yang membangun. Ini berati bahwa disamping membangun dirinya, maka menurut presiden ABRI harus juga memberi sumbangan kepada pembangunan bangsanya.

Selain melantik 911 Perwira Remaja lulusan AKABRI yang terdiri dari 434 orang Perwira Darat, 62 Perwira laut, 101 orang Perwira Udara dan 294 orang Perwira Kepolisian, Presiden Soeharto juga telah memberikan Tanda Penghargaan ADHI MAKA YASA kepada 4 kepada 4 orang Perwira Remaja yang mencapai nilai dan prestasi tinggi selama dalam pendidikan.

Resmikan Jalan Tembus

Selesai melantik para Perwira remaja lulusan AKABRI, kemudian Presiden Soeharto dan rombongan meneruskan petjalan dengan mobil untuk meresmikan jalan tembus Magelang Boyolali. Pengguntingan pita sebagai tanda dibukanya jalan tembus Magelang Boyolali didesa Tlatar dilakukan oleh Nyonya Tien Soeharto.

Didesa Jrakah Presiden Soeharto setelah menerima laporan Kepala Dinas Peketjaan Umum Prop. Jateng mengenai pembangunan Jalan Tembus tersebut, telah menyerahkan hadiah radio transistor untuk kelurahan2 daerah Kabupaten Magelang­ Boyolali disepanjang jalan tembus tersebut.

Presiden dan Nyonya Tien Soeharto hari itu juga menuju ke Solo, Sedangkan para menteri kembali ke Jakarta. (DTS)

SUMBER: MERDEKA (17/12/1974)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 470-471.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.