PRESIDEN TEGASKAN PROGRAM KB BUKAN SEKEDAR TUGAS RUTIN
Presiden Soeharto minta kepada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk melaksanakan Program KB lebih intensif lagi, bukan hanya sekedar sebagai tugas rutin, tapi harus digerakkan, diingatkan dan disadarkan secara berulang-ulang mengenai pentingnya melaksanakan KB ini.
Hal ini penting, karena selalu ada saja pasangan-pasangan baru yang belum pernah mendengar atau belum ikut KB dan mungkin ada juga yang menganggap bahwa program KB ini bukan untuk dirinya, melainkan untuk yang sudah KB atau yang untuk yang lain.
Oleh karena itu setiap kali harus digerakkan, diingatkan dan disadarkan kembali, demikian Presiden Soeharto yang dikutip Ketua BKKBN Dr. Harjono Sujono kepada pers selesai melapor mengenai intensifikasi program kependudukan dan keluarga Berencana melalui Safari KKB Senyum terpadu kepada Presiden Soeharto Sabtu yang lalu di Bina Graha.
Untuk maksud itu BKKBN bekerja sama dengan Dep. Tenaga Kerja akan minta kepada perusahaan agar memberikan cuti hamil setelah mereka mengikuti KB selama 10 tahun, sebab selama mereka mengikuti KB mereka tidak pernah mendapat cuti hamil. Untuk itu sekarang ini sedang dirumuskan pelaksanaannya, kata Harjono Sujono.
Intensifikasi program kependudukan dan keluarga berencana melalui safari KKB senyum terpadu telah berhasil mengajak 1,6 juta pasangan usia subur (PUS) menjadi peserta KB baru atau 40% dari 4 juta PUS yang ditargetkan untuk tahun 1983/1984.
Sampai dengan bulan Juli 1983 tercatat 11,3 juta peserta KB aktif atau 46,8% dari PUS yang ada di Indonesia. Dalam pelaksanaan intensifikasi program KKB itu tidak saja masyarakat pribumi, tapi juga masyarakat dari WNI keturunan Cina seperti yang ada di Medan.
Dalam Safari itu mereka mempertunjukkan kesenian yang tentu mempunyai arti penting dalam usaha pembauran, sekaligus menjadi wadah yang nyata dari pembauran bangsa. (RA)
…
Jakarta, Pelita
Sumber : PELITA (26/09/1983)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 486-487.