PRESIDEN TERIMA DUBES PAKISTAN DAN NEPAL
Jakarta, Media Indonesia
Presiden Soeharto kemarin menerima surat-surat kepercayaan dua duta besar luar biasa dan berkuasa untuk Indonesia, masing-masing dari Republik Islam Pakistan Tayyab Siddiqui dan Kerajaan Nepal Sundar Nath Bhattaral di Istana Merdeka.
Ketika menerima Dubes Pakistan, Presiden Soeharto mengatakan bahwa tata dunia yang lahir setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua telah mulai ditinggalkan, tetapi tata dunia baru masih mencari bentuk yang mantap. “Situasi yang demikian, di satu pihak kita sambut sebagai kesempatan untuk menciptakan perdamaian, keadilan dan kemakmuran yang lebih baik bagi umat manusia. Namun, di pihak lain juga melahirkan masalah dan tantangan baru yang perlu kita tanggulangi bersama,” katanya.
Keadaan itu, kata Presiden, mengharuskan Gerakan Non Blok (GNB) melakukan peninjauan ulang atas peran dan langkah-langkahnya, terutama yang perlu diambil di masa datang. “Seluruh anggota GNB harus dapat memberi jawaban yang sebaik-baiknya terhadap tantangan dan kesempatan yang berada dihadapan kita bersama. Dan, GNB perlu mengembangkan konsepsi, strategi, inisiatif dan pendekatan baru yang menjamjn peranannya dalam menentukan arah perkembangan dunia.”
Kepada Dubes Nepal, Presiden mengatakan, sesama anggota GNB, Indonesia dan Nepal perlu terus memperkukuh persatuan, solidaritas dan langkah-langkah bersama agar gerakan ini mampu berperan lebih efektif dalam menghadapi situasi dunia yang terus berubah. “Keinginan seluruh barisan GNB tak lain adalah terwujudnya kemajuan, kesejahteraan dan keadilan bagi semua,” katanya.
Sumber : MEDIA INDONESIA (26/08/1992)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 181.