PRESIDEN TERIMA PESERTA RAKER DEPAG
AGAMA CEGAH MANUSIA PENTINGKAN KEBENDAAN
Agama sangat besar peranannya untuk memelihara keseimbangan agar manusia tidak terjerumus ke dalam pola hidup yang hanya mementingkan kebendaan atau kesenangan jasmani.
Presiden Soeharto menegaskan hal itu di Istana Merdeka hari Sabtu ketika berbicara di depan para peserta Rapat Kerja Departemen Agama yang baru saja mengakhiri rapatnya Jum’ at lalu di Wisma Haji Pondok Gede, Jakarta.
Menurut Kepala Negara, peningkatan taraf hidup bangsa telah diusahakan melalui pembangunan di bidang ekonomi, namun dalam mengejar kemajuan ekonomi itu kita tidak boleh terjerumus ke dalam pola hidup yang hanya mementingkan kebendaan atau kesenangan jasmani.
"Dalam hal inilah besarnya peranan agama untuk memelihara keseimbangan hidup kita," kata Presiden.
Bangsa Indonesia tidak mungkin menutup diri terhadap pengaruh dari luar, tidak mungkin memencilkan diri dari pergaulan antar bangsa malahan harus hadir dalam kehidupan antar bangsa secara terhormat.
Oleh karena itu ditegaskan Kepala Negara bahwa kedalaman di bidang keagamaan kini perlu lebih memperkokoh ketahanan mental spiritual agar mampu menghadapi berbagai tantangan budaya dari luar, yang tantangan ini tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma luhur dan tidak serasi dengan kepribadian bangsa.
Diingatkan bahwa perhatian pemerintah yang besar dalam pembinaan kehidupan beragama membuktikan tidak pernah terlintas adanya pikiran untuk mendangkalkan kehidupan beragama, apalagi memojokkan agama. Tapi, negara Indonesia, sebaliknya juga bukan negara agama. Pemerintahan tidak didasarkan atas sesuatu agama atau paham agama tertentu.
"Negara dan Pemerintah kita menghormati kebebasan beragama bagi segenap penduduk dan menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan itu," tegas Presiden.
Keyakinan
Dikatakan bahwa agama adalah masalah keyakinan dan tak ada satu kekuasaan duniawi yang mampu dan berhak mencampuri keyakinan hati seseorang.
Dalam melaksanakan kebebasan beragama, menurut Presiden, tentu saja semua umat dan golongan harus mampu mengendalikan diri, sehingga kerukunan hidup di antara semua umat beragama harus tetap terpelihara.
Katanya, "Dalam usaha memelihara kerukunan hidup yang demikian itu, peranan saudara para pejabat Departemen Agama sangat penting dan kadang kadang juga pelik. Sebabnya ialah, karena tidak jarang seorang pejabat yang menangani masalah keagamaan tidak mampu membedakan dirinya sebagai umat yang meyakini sesuatu agama dan sebagai pejabat yang harus bersikap tidak memihak."
Yang penting bagi Kepala Negara adalah agar setiap pejabat selalu sadar akan tugas dan kewajibannya untuk selalu berusaha memelihara dan mengembangkan kerukunan hidup antara umat beragama dan antara sesama agama. Untuk itu diperlukan pengertian dan kearifan, tepa selira, tenggang rasa dan kematangan sikap. (RA)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber : MERDEKA (26/03/1984)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 826-827.