PRESIDEN-TIM P7 BAHAS BERBAGAI GEJOLAK DUNIA

PRESIDEN-TIM P7 BAHAS BERBAGAI GEJOLAK DUNIA

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto Kamis siang mengadakan petemuan dengan Tim Penasihat Presiden tentang Pelaksanaan P4 (Tim P7) yang membahas berbagai gejolak dunia dewasa ini serta masalah pendidikan politik di Indonesia.

Ketua Tim P7 Roeslan Abdoelgani kepada wartawan seusai pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam itu menjelaskan bahwa pembicaraan mereka berlangsung sangat mendalam.

“Kita sendiri sebenamya sudah lama mau berhenti, tapi Presiden masih menanyakan beberapa hal yang sifatnya filosifis historis,” katanya.

Menurut Roeslan, dari hasil pertemuan itu akhirnya dicapai kesimpulan bahwa pendidikan politik di Indonesia perlu dilanjutkan dalam arti supaya bangsa Indonesia betul-betul menyadari Pancasila merupakan ideologi terbaik.

Tim P7 dalam laporannya kepada Kepala Negara mengingatkan bahwa dunia dewasa ini sedang mengalami gejolak baik di negara-negara liberal kapitalis maupun komunis.

“Di sini kita harus memagari Pancasila agar merupakan alternative bagi dunia yang konstruktif,” jelasnya.

Roeslan menjelaskan, di samping menyangkut perkembangan komunis dunia pembicaraan juga berkisar pada masalah ekstremisme fundamentalis Islam.

Ketika ditanya apakah Tim P7 memberikan saran-saran kepada Presiden tentang normalisasi hubungan dengan RRC, Roeslan mengatakan, Tim P7 tidak menyampaikan hal itu.

Roeslan sendiri berpendapat bahwa pembicaraan untuk normalisasi hubungan RIĀ­ RRC bisa terus dilanjutkan tanpa harus terpengaruh oleh gejolak yang terjadi di Cina saat ini.

Tentang RUU Peradilan Agama yang belakangan ini ramai dibicarakan, Ketua Tim P7 mengatakan bahwa ia melihat RUU itu sebagai suatu yang baik.

Sementara itu ketika ditanya mengenai isu suksesi kepemimpinan, Roeslan menyatakan bahwa masalah itu tidak perlu dipersoalkan karena sudah ada mekanismenya. “Anggaplah inisebagai ‘warming up’ saja,” katanya.

Ketika ditanya apa yang dimaksud dengan “warming up”itu,Roeslan mengatakan sambil tertawa, “Ya ndak tahu .Saudara sendiri ikut-ikut enggak.” (SA)

 

 

Sumber : ANTARA(29/06/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 252-253.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.