PRESIDEN TTG SERANGAN VIETNAM: YAKIN, MUNGTHAI DAPAT ATASI SENDIRI
Presiden Soeharto yakin, Pemerintah Muangthai akan dapat mengatasi sendiri situasi perbatasan negara tersebut berkaitan dengan serangan pasukan Vietnam ke dalam wilayah Muangthai beberapa waktu yang lalu.
Demikian disampaikan oleh Dutabesar RI untuk Muangthai Letjen Hasnan Habib kemarin di Istana Merdeka, selesai memberikan laporan kepada Presiden Soeharto tentang perkembangan situasi terakhir perbatasan Muangthai – Kamboja.
Hasnan Habib lebih jauh menegaskan, Pemerintah Muangthai memang kenyataannya dapat mengatasi semua masalah keamanan dan militer di wilayah perbatasan. Bahkan diperkirakan pasukan Muangthai berhasil memenangkan pertempuran dengan pasukan Vietnam dengan perbandingan korban 1:4, yaitu kalau dalam pertempuran, pihak Muangthai jatuh seorang korban, maka Vietnam kehilangan 4 serdadunya.
Dikatakan, keberhasilan Pemerintah Muangthai dalam mengatasi kegawatan perbatasan disebabkan karena kewaspadaan Pemerintah Muangthai dalam menghadapi kemelut perbatasan dinilai baik sekali, khususnya kesiapsiagaan tentara Muangthai dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi.
Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya pasukan Muangthai mengusir kembali tentara Vietnam yang menyerbu negerinya. Dalam penghalauan itu bantuan artileri berat dan bantuan udara yang dilakukan dengan helikopter bersenjata dan pesawat F-5 Tiger buru-sergap berhasil baik, menjadikan kombinasi operasi udara-darat yang berhasil.
Kemenangan Muangthai terhadap Vietnam itu membangkitkan solidaritas dan kemanunggalan di antara rakyat Thai. Rakyat di kota Bangkok memberikan sumbangan masing-masing 100 bath (Rp. 3.000), untuk dibelikan barang-barang yang diperlukan prajurit di perbatasan yang bertempur.
Pengungsi Menyedihkan
Dubes Hasnan Habib yang melakukan pengecekan langsung di perbatasan Muangthai – Kamboja hari Jumat pekan lampau menyaksikan kehidupan yang sangat menyedihkan daripara pengungsi.
Pertempuran yang berlangsung antara rezim Heng Samrin dan Pol Pot di sepanjang kawasan Kamboja menyebabkan kejatuhan korban terbesar dari rakyat.
Diungkapkan, para pengungsi yang berada di sepanjang perbatasan tidak saja khawatir terhadap serangan mendadak serdadu Vietnam, tapi juga cemas dengan bentrokan bersenjata antara sesama pasukan Kamboja yang menentang rejim Heng Samrin yang kini sedang berkuasa. Hal ini terbukti antara bentrokan Khmer Merah dengan Khmer Sirai atau bentrokan Khmer Sirai dengan pasukan Khmer Sirika.
Bentrokan-bentrokan bersenjata di antara kelompok penentang rezim Heng Samrin itu, sebenarnya berpangkal tolak kepada perebutan pengaruh di antara pengikutnya.
Menjawab pertanyaan Dubes Hasnan Habib mengungkapkan, seluruh pengungsi Kamboja dan lndo Cina yang kiniberada di wilayah Muangthai berjumlah 1.206.449 orang.
Menurut data yang diperolehnya per tanggal 30 Juni ybl, pendatang gelap yang kini berada di sepanjang perbatasan adalah 157.933 orang, sedangkan jumlah pengungsi Kamboja yang ditampung dalam barak-barak UNHCR disepanjang perbatasan sekitar 916.026.
Sementara itu khusus pengungsi Indocina dan Laos yang masuk ke wilayah Muangthai terakhir ini berumlah 132.490 orang.
Ditanya tentang pegakuan India kepada rezim Heng Samrin, Dubes RI di Bangkok itu menyatakan, situasi dan kondisi pengakuan diplomatik itu sendiri tidak tepat.
"Yang jelas, pengakuan India terhadap Vietnam merupakan tambahan kesulitan yang akan diatasi Asean," kata Hasnan Habib.
Tentang masalah pakta militer di Asia Tenggara, Hasnan Habib menyatakan, “Hal itu tidak perlu dibuat. Yang penting, ketahanan nasional masing-masing negara yang merupakan kondisi dinamis dari segala aspek termasuk kesejahteraan dan keamanan,” katanya.
Mengulas kembali sebuah gagasannya di Bangkok baru-baru ini yang dinilainya telah disalah tafsirkan oleh pers, Hasnan Habib menyatakan, antara masalah kesejahteraan dan keamanan tidak dapat dipisahkan.
Namun kalau situasi tertentu sangat kritis, maka prioritas keamanan harus lebih ditingkatkan, sedangkan aspek militer hanyalah salah satu saja dari masalah pertahanan dan keamanan, demikian Hasnan Habib yang Kamis siang langsung bertolak ke Bangkok. (DTS).
…
Jakarta, Pelita
Sumber: PELITA (16/07/1980)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 615-617.