PROTEKSI MASIH PERLU UNTUK INDUSTRI BERJANGKA PANJANG[1]
Jakarta, Antara
Kalangan produsen plastik dan alat-alat permesinan masih mengharapkan adanya proteksi mengingat industri yang dikembangkannya memerlukan jangka waktu panjang untuk mencapai keberhasilan.
“Penghapusan proteksi memang dapat memacu efisiensi, tetapi industri kimia sendiri dibangun untuk kepentingan jangka panjang,” jelas Presiden Direktur PT. Indo Converta, Umar Hasni kepada pers di Jakarta, Kamis menanggapi akan dihapuskannya proteksi bagi industri hulu yang diberikan pemerintah selama ini.
Presiden Soeharto pada Sidang Paripurna I tahun 1993 beberapa waktu lalu mengatakan, pemerintah akan menghapuskan proteksi terhadap industri hulu karena dianggap menimbulkan ekonomi biaya tinggi bagi industri hilir.
Lebih Ianjut Umar mengatakan, kalaupun tetap akan dilaksanakan, penghapusan tersebut hendaknya secara bertahap danjangan disamaratakan antara satujenis industri dengan yang lainnya.
“Yang paling penting, harga ju al di luar negeri tidak dapat dijadikan basis penentuan harga di dalam negeri,”katanya.
Umar mengatakan hal tersebut karena dia berpatokan pada harga jual poly etelyne (PE) di pasaran internasional saat ini sedang anjlok.
Dia mengkhawatirkan penghapusan proteksi itu akan membuka peluang masuknya produk-produk ‘dumping’ dari luar negeri. Dicontohkan, harga jual PE di pasaran internasional saat ini sebesar 550 dolar AS per ton, sedangkan harga pokok rill industrinya sebesar 700- 800 dolar AS.
Hal itu menunjukkan, banyak negara yang melakukan penjualan PE di bawah harga riil, dan keadaan itu tentu saja merugikan industri dalam negeri yang diproyeksikan dalam jangka panjang.
Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Umum Federasi lndustri Plastik Indonesia (Fiplasin) R.T jipto yang pada kesempatan terpisah mengatakan, bahan baku plastik sifatnya strategis dalam menjamin stok dan harga.
“Dari satu sisi proteksi memang dapat menghasilkan efisiensi, namun juga harus dipertimbangkan bahwa industri kimia pada umumnya berjangka panjang,” katanya.
Harus Jelas
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Permesinan (GAMMA) Achmad Kalla mengatakan, penghapusan proteksi tersebut harus jelas kapan dan sampai berapa besar.
“Pemerintah harus transparan dan konsekuen dengan janji untuk menciptakan produk industri hulu yang murah,”katanya.
Kalau tidak jelas berapa lama penurunan proteksi dan sampai seberapa besar prosentase penurunannya, hal tersebut akan menyulitkan para pengusaha industri hilir dalam melakukan perencanaan produksi.
Pada dasarnya, kalangan pengusaha industri logam dan permesinan setuju dengan penghapusan yang bertujuan menciptakan suplai barang setengah jadi yang murah dan kompetitif.
“Namun, sekali lagi pemerintah harus transparan dan konsekuen,” tegas Achmad. (T.PE05/7:03PM 8/19/93/eu03/19.20)
Sumber:ANTARA (19/08/1993)
___________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 562-563.