PROYEK LNG AKAN TERUS DIKEMBANGKAN

PROYEK LNG AKAN TERUS DIKEMBANGKAN

Penegasan Presiden Soeharto:

Di depan para peserta konperensi intemasional gas alam cair (LNG) ke-7 di Jakarta, kemarin pagi, Presiden Soeharto menegaskan tekad Pemerintah RI untuk terus mengembangkan proyek-proyek gas alam cair.

Indonesia memiliki endapan gas alam yang cukup besar di samping itu prasarana produksi gas alam cair yang dimiliki juga terbukti dapat diandalkan sehingga kesinambungan produksinya dapat terjamin, kata Presiden dalam pidato pembukaan konperensi tersebut.

Presiden juga mengatakan, gas alam memberikan sumbangan yang penting bagi pembangunan Indonesia. Karena itu konperensi dan pameran internasional yang menunjang pengusahaan gas alam (LNG-7) patut mendapat perhatian besar.

Realistis

Diawal pidatonya Presiden mengatakan, tekad Indonesia untuk membangun sangat besar. Pelaksanaan pembangunan itu akan dijalankan secara realistis sesuai dengan kemampuan. ”Kami akan selalu menyesuaikan diri dengan kemampuan riil itu”, ujarnya.

Kekayaan alam, termasuk endapan gas alam, mempakan potensi pembangunan yang harus dikerahkan. Untuk itu perlu modal besar, teknologi yang maju, dan ketrampilan manajemen yang tinggi.

"Karena sarana-sarana yang demikian itu belum sepenuhnya kami miliki, kami membuka pintu untuk bekerja sama dengan perusahaan­perusahaan asing," demikian Presiden Soeharto.

Diingatkannya, bentuk-bentuk kerja sama dengan perusahaan asing dalam penanganan minyak dan gas bumi telah ditetapkan dengan undang-undang. Pelaksanaan kerja sama itu harus menjamin keuntungan yang layak bagi kawan kerja sama, di samping memberikan manfaat maksimal kepada negara dan rakyat Indonesia, termasuk kemungkinan peningkatan kemampuan nasional dan alih teknologi.

"Itulah yang kami kerjakan sampai sekarang, dan garis itu pulalah yang menjadi ketetapan hati kami dalam jangka waktu yang cukup panj ang di masa depan", kata Presiden.

Peningkatan Kemampuan Nasional

Presiden menilai penting usaha peningkatan kemampuan nasional, khususnya di bidang teknologi dan manajemen. Misalnya, mengolah gas alam menjadi gas alam cair dan mengangkutnya ke negara-negara konsumen yang memerlukan teknologi maju, masih tergolong langka, serta ketrampilan manajemen yang tinggi.

Ditegaskannya, harus tiba saatnya nanti segala kekayaan alam dan potensi ekonomi Indonesia sepenuhnya dapat digali dengan kemampuan, kepandaian, ketrampilan, kemauan dankeuletan bangsa sendiri. Ekonomi dunia tidak akan sehat jika masih ada negara yang tidak mampu berdiri sendiri sehingga selama tergantung pada pihak lain, katanya.

Presiden menyatakan gembira karena pintu kerja sama dengan pihak asing yang sengaja dibuka itu telah disambut baik sehingga tercapai kerja sama yang saling menguntungkan.

Kemampuan Indonesia dalam bidang teknologi pengolahan gas alam menjadi gas alam cair dan pengangkutannya, begitu juga kemampuan manajemen dalam bidang ini, menurut Presiden, meningkat.

Dari kerja sama yang demikian Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor gas alam terbesar di dunia, katanya.

Ini berarti bahwa disamping menghasilkan devisa yang sangat diperlukan bagi pembangunan nasional, Indonesia memberikan sumbangan yang besar bagi dunia dalam penyediaan sumber energi yang penting dan strategis itu.

Presiden mengharapkan agar melalui konperensi dan pameran internasional seperti yang diselenggarakan di Jakarta sekarang berhasil dipupuk saling mengerti yang lebih baik antar bangsa-bangsa karena dengan begitu alcan lebih mudah mempererat tali persahabatan dan menggalang kerja sama.

Persahabatan dan kerjasama antara bangsa terasa makin penting karena dunia sedang mengalami berbagai ketegangan dan kesulitan yang hanya dapat teratasi dengan sikap saling percaya, saling bantu, dan kerja sama antara semua bangsa, katanya.

Forum itu juga diharapkannya menjadi tempat saling tukar pikiran, pengalaman, dan informasi mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan gas alam, dengan begitu akan dapat memberikan bahan yang berguna bagi pembangunan dan penyempurnaan pengusahaan gas alam untuk menyejahterakan umat manusia, kata Presiden Soeharto.

Cerah

Sementara itu Menteri Pertambangan dan Energi. Subroto, dalam sambutannya kembali mengutip hasil studi Badan Energi Internasional berjudul "World Energy Out­ look" (Perkiraan Energi Dunia).

Studi itu memperkirakan, permintaan minyak dunia pada akhir tahun 1980-an akan melebihi persediaan yang ada. Kelebihan permintaan itu diperkirakan akan mencapai antara 9 sampai 20 juta barel per hari di akhir abad ini.

Sehubungan dengan itu, kendati perdagangan LNG mengalami kemunduran belakangan ini, prospek sumber energi itu di masa depan cukup cerah.

"Kalau tidak, bagaimana mungkin konperensi LNG-7 diikuti demikian banyak peserta ?" tanya menteri.

Subroto berpendapat, jika ramalan di atas benar, LNG masih dapat mempertemukan perbedaan permintaan dan penawaran energi dunia, setidak-tidaknya sampai akhir abad ini.

Ketua Panitia Konperensi LNG-7, Dr. Christoper Brecht dalam sambutannya mengemukakan, perdagangan LNG internasional sekarang ini mencapai 20% dari perdagangan gas alam dunia. Di bidang ekspor LNG Indonesia menduduki posisi pertama dengan total ekspor sebesar 34% dari ekspor LNG internasional.

Sehubungan dengan itu, Menteri Subroto mengatakan, dipilihnya Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan konperensi dan pameran LNG ke-7 merupakan pengakuan dunia terhadap kemajuan industri LNG di Indonesia.

Konperensi LNG-7 yang dibuka Presiden Soeharto itu dihadiri oleh kurang lebih 1000 peserta dari luar negeri dan 200 peserta dari dalam negeri. Sebanyak 16 negara yang diwakili oleh 121 perusahaan yang memiliki reputasi internasional di bidang LNG ikut dalam konperensi dan pameran tersebut.

Konperensi dan pameran akan berlangsung sampai tauggal 20 Mei mendatang. Khusus untuk para istri peserta, Panitia menyusun serangkaian acara, dimaksudkan untuk memberi kesempatan saling mengenal, serta mengenal seni dan budaya Indonesia.

Diterima Ibu Negara

Untuk itu, Ibu Tien Soeharto, seusai acara pembukaan konperensi itu, pagi kemarin menerima istri para peserta di Istana Negara.

Dalam sambutannya, Ibu Tien menjelaskau tentaug peranau kaum wanita Indonesia dalam pembangunan.

Dikatakan, medan juang kaum wanita dalam ikut serta membaugun bangsa sangat luas, sama luasnya dengau kaum pria.

Sebagai contoh dikemukakan, di bidang politik misalnya, wanita Indonesia mempunyai hak memilih dau dipilih. Demikian pula di lapangan pendidikan tidak ada batasan yaug menghambat kaum wanita dalam mengejar pendidikau tinggi.

Hal-hal seperti itu perlu mendapat perhatian karena kaum wanita Indonesia sangat berkepentingan akan berhasilnya pembangunan masyarakat, terutama demi kebahagiaan dan kesejahteraan anak-anak.

Namun, demikian Ibu Tien, apapun bentuk perjuangan dan gerakannya, wanita Indonesia tidak akan meninggalkau sifat-sifat dan tugas kodrati sebagai wanita. Sebab disadari bahwa hanya kaum wanitalah yang mampu memelihara dan memikul tugas kodrati itu.

Ini berarti di samping adanya hak-hak yang luas, kaum wanita Indonesia akau tetap menjadi ibu yang baik dan hanya dari ibu yang baik itulah akan dapat lahir anak baugsa yang lebih baik.

Pada awal sambutaunya, ibu Tien menguraikan tentang terjalinnya suatu kerja sama bahu-membahu antara kaum pria dau wanita untuk ikut melaksanakan pembangunan sesuai dengan cita-cita ialah masyarakat maju, adil dan makmur berdasarkan pandangan hidup dan dasar negara Pancasila.

Kepada tamunya Ibu Tien mengharapkan agar kunjungan mereka ke Indonesia dapat memberikan kenang-kenangan yang indah dan menjadi jembatan persahabatan antara bangsa. (RA)

Jakarta, Suara Karya

Sumber : SUARA KARYA (1983)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 281-284.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.