Putra-putri Terlalu Diberi Kebebasan

Kepada

Yth. Bapak Soeharto

di Jakarta

PUTRA-PUTRI TERLALU DIBERI KEBEBASAN [1]

Assalamu’alaikum wr. wb.

Bersama surat ini saya ingin mengutarakan uneg – uneg:

Pertama, saya ingin mengenal Bapak lebih dekat, layaknya sebagai seorang sahabat. Pada masa lalu, sangat sulit untuk dapat melaksanakan hal itu. Sistem pengamanan yang sangat ketat menyebabkan saya merasa ragu untuk melaksanakan niat tersebut. Bapak sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, tentunya juga sangat sibuk.

Kedua, saya ucapkan Selamat Ulang Tahun, yang jatuh pada tanggal 8 Juni lalu. Semoga Allah Swt melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Bapak beserta keluarga.

Ketiga, saya berharap kepada Allah Swt agar Bapak dapat menyelesaikan dan menangkal segala fitnahan. Terus terang saya kurang percaya pada pemberitaan yang menyudutkan Bapak. Selama ini Bapak terlalu memberi kebebasan kepada putra – putri Bapak, yang mungkin dipergunakan oleh pihak tertentu untuk mengail air yang keruh. Selain itu, tidak ada ketegasan dalam menindak koruptor – koruptor, yang mungkin Bapak sudah mengetahuinya. Saya sebagai rakyat kecil sangat merasakan yang dilakukan oleh para pejabat, yang kemungkinan juga sebagai penjilat. Hal tersebut mungkin dikarenakan lemahnya Bapak sebagai ayah dan sebagai Presiden. Namun itu semua telah berlalu, saya dan seluruh rakyat Indonesia mengucapkan terima kasih yang setulus – tulusnya dari lubuk hati yang paling dalam, atas kepemimpinan Bapak selama ini.

Keempat, sehubungan dengan gugatan kepada beberapa pihak, saya terpanggil untuk dapat membantu menegakkan kebenaran. Saya yakin kalau Bapak tidak bersalah. Mungkin yang bersalah adalah pembantu – ­pembantu Bapak dalam pemerintahan, yang melakukan KKN. Dan apabila dugaan saya ini meleset, hanya Tuhanlah yang menentukan dan mengetahui segala sesuatunya. Tetapi sekali lagi saya yakin dan berharap, Bapak sebenarnya tidak bersalah Tapi mungkin sebagai insan manusia, Bapak memang mempunyai kelemahan dan kekurangan yang tidak Bapak sadari.

Akhir kata, saya ucapkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak sekeluarga, bila perkataan – perkataan saya menyinggung perasaan. (DTS)

Wassalamu’ alaikum wr. wb.

Eko D.

Jawa Tengah

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 377-378. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.