RAPBN 1973/74 DISAMPAIKAN PRESIDEN SOEHARTO KEPADA DPR

RAPBN 1973/74 DISAMPAIKAN PRESIDEN SOEHARTO KEPADA DPR [1]

 

Jakarta, Berita Yudha

Dari wisatawan-wisatawan itu kita memperoleh devisa lebih dari 10 juta dolar. Hasil-hasil perindustrian ringanpun telah mulai kita ekspor semenjak tahun 1970 dengan nilai ekspor yang selalu meningkat. Dalam 6 bulan pertama tahun 1972 nilai ekspor itu mencapai sekitar 20 juta dolar.

Saudara Ketua yang terhormat;

Perekonomian kita yang dalam arus pokoknya tetap tumbuh, dan peningkatan­-peningkatan produksi itu hanya mungkin, apabila ada dukungan dari sektor-sektor yang lain, khususnya sektor-sektor prasarana seperti irigasi, listrik, perhubungan dan sebagainya. Sektor-sektor ini, yang sebagian terbesar biayanya disediakan dari anggaran belanja juga telah menunjukkan kemajuan-kemajuan sebagai hasil dari rehabilitasi, upgrading dan perluasan jalan dan jembatan, bendungan-bendungan dan saluran-­saluran pengairan, tenaga listrik, telekomunikasi dan air minum.

Kemajuan dalam perhubungan darat, laut dan udara secara singkat dapat kita lihat dengan makin mudahnya dan makin cepatnya hubungan antara satu daerah dengan daerah yang lain serta makin meningkatnya volume angkutan orang maupun barang. Hal itu terjadi, karena adanya perbaikan dan perluasan berbagai pelabuhan dan dermaga, perbaikan-­perbaikan jalan dan jembatan, serta penambahan sejumlah armada angkutan darat, laut maupun udara.

Daerah-daerah dan desa-desa pun terus bergerak dalam membangun dirinya. Sumbangan Kabupaten, sumbangan desa, dana-dana dari cost dan royalties, sebagian besar diperuntukkan bagi pembangunan dan perkembangan ekonomi daerah yang bersangkutan.

Pembangunan daerah-daerah itu terutama di daerah-daerah Kabupaten dan desa-­desa jelas telah ada pengaruhnya terhadap tingkat kesejahteraan rakyat banyak.

Perbaikan-perbaikan kesejahteraan sosial juga terasa seperti perbaikan rumah-­rumah sakit, perbaikan dan pembangunan gedung-gedung sekolah yang baru, pelaksanaan program keluarga berencana pelaksanaan ibadah agama dan lain-lain.

Harus diakui, bahwa perbaikan kesejahteraan sosial masih memerlukan waktu yang lebih panjang. Pemecahan secara mendasar terhadap masalah-masalah yang kita hadapi dalam bidang ini akan dilakukan sejalan dengan hasil-hasil pembangunan itu sendiri.

Saudara Ketua;

Memang sebagian diantara kita ada yang merasa “tidak sabar” dengan jalannya pembangunan sekarang. Ketidak sabaran itu hendaknya mendorong kita semua untuk bekerja lebih baik, lebih tekun dan lebih jujur dalam bidang masing-masing. Juga hendaknya diingat, bahwa pembangunan memerlukan biaya dan modal. Dan lebih dari itu, pembangunan pada dasarnya harus kita kembangkan dari kemampuan sendiri.

Seperti telah disinggung tadi, pelaksanaan pembangunan memerlukan kondisi yang mutlak harus ada, ialah stabilitas ekonomi. Stabilitas ekonomi hanya dapat dipelihara apabila kita terus mampu mengendalikan inflasi. Kita tetap harus membangun inflasi pada sumber asalnya, ialah defisit anggaran. Oleh karena itu kita harus menghindarkan anggaran belanja dengan defisit, dan tetap menggunakan anggaran yang seimbang. Dan itulah prinsip pertama yang digunakan oleh Pemerintah dalam menyusun RAPBN 1973/74.

Pembangunan harus berjalan terus dan dalam era yang terus meningkat, karena kita memang telah bertekad untuk memperbaiki tingkat kehidupan dan kesejahteraan kita sendiri. Hal itu hanya dapat kita capai dengan memperbanyak proyek-proyek pembangunan di berbagai bidang, memperbesar produksi dan memperluas kegiatan ekonomi. Dan ini berarti investasi juga harus diperbesar. Dari jalan fikiran ini lahirnya prinsip yang lain, ialah bahwa RAPBN 1973/74 harus lebih besar dari tahun Anggaran 1972/73, baik dibidang pengeluaran maupun di bidang penerirnaan. Ini berarti bahwa kita harus menggali dan mengerahkan sumber-sumber keuangan yang lebih besar­ baik dan terutama dari dalam negeri, maupun dari luar negeri-sepanjang masih mungkin kita usahakan.

Dilain fihak perlu disadari bahwa kemampuan-kemampuan pembiayaan itu masih tetap terbatas, apabila dibanding dengan keinginan-keinginan kita. Biaya yang tersedia tidak dapat “dibagi sama rata” begitu saja untuk semua sektor atau kesemua Departernen atau kesemua Daerah. Biaya yang terbatas tadi harus kita gunakan sebaik -baiknya dan setepat-tepatnya, agar kita mencapai hasil yang sebesar-besarnya.

Untuk itu biaya tadi perlu dipusatkan arahnya pada sektor-sektor strategis, yang dapat menjadi pusat -pusat penggerak selanjutnya bagi pembangunan di bidang-bidang yang lain. Karena itu, maka penyusunan rencana dan anggaran berdasarkan prioritas merupakan prinsip yang penting pula dalam penyusunan RAPBN 1973/74. Dalam menentukan prioritas, telah ada pegangannya, ialah tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam REPELITA. Kegiatan semua sektor haruslah diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam ruang lingkup nasional itu.

Berdasarkan prinsip itu, maka pembagian dan penentuan anggaran dalam berbagai sektor, yang dipentingkan adalah tercapainya tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran itulah, bukan satu departemen atau sektor tertentu.

Disamping prinsip-prinsip tadi, maka dalam menyusun dan melaksanakan APBN 1973/74 ini, peningkatan effisiensi dan tanggungjawab penggunaan keuangan negara juga tetap akan dijadikan prinsip yang penting pula. Prinsip ini juga merupakan bagian dari usaha Pemerintah dalam membangun aparatur yang kuat dan bersih.

Pelaksanaan dari prinsip ini antara lain akan dilakukan dengan lebih mengefektifkan perubahan sistim DIP (Daftar Isian Proyek) bagi anggaran Pembangunan dan memulai dengan penggunaan sistim DIK (Daftar Isian Kegiatan) bagi anggaran rutin.

Singkatnya, dengan sistim DIK ini anggaran belanja rutin harus didasarkan atas keperluan-keperluan dan kegiatan-kegiatan nyata sehingga pemborosan-pemborosan untuk keperluan yang tidak ada hubungannya dengan tugas dan kegiatan dapat dicegah sebelumnya.

Dengan sistim ini sekaligus dapat dikembangkan disiplin, ketelitian dan tanggungjawab beketja yang lebih besar dari pejabat-pejabat negara dan pegawai-pegawai negeri.

Sidang yang terhormat;

Sampailah saya sekarang untuk mengemukakan masalah anggaran belanja, dari APBN 1973/74 yang meliputi anggaran belanja rutin dan anggaran belanja pernbangunan. Dalam tahun anggaran 1973/74 pengeluaran rutin diperkirakan akan mencapai Rp. 318 milyar yang berarti naik dengan 18% atas perkiraan APBN 1972/73.

Kenaikan itu diperlukan untuk terus memperbaiki kemampuan aparatur dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Bagian terbesar dari kenaikan tadi adalah untuk menaikkan gaji pegawai negeri dan anggota ABRI serta subsidi kepada Daerah Otonom.

Kenaikan gaji ini merupakan usaha yang terus menerus dilakukan oleh Pemerintah, secara bertahap, untuk memperbaiki aparatur.

Dengan gaji yang semakin baik, maka diharapkan adanya prestasi dan pengabdian pegawai negeri yang lebih besar. Dilain fihak, disiplin pegawaipun diharapkan dapat lebih ditingkatkan. (DTS)

Sumber: BERITA YUDHA (11/01/1973)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 160-163.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.