Kalimantan, 6 Oktober 1998
Kepada
Yth. Bapak Soeharto
di Rumah
RASA KANGEN TEROBATI [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saya bersyukur kehadirat Allah Swt serta terima-kasih yang tak terhingga kepada Bapak H. M. Soeharto yang telah memperhatikan surat saya dengan dikirimnya foto keluarga Bapak. Semoga Allah SWT membalas amal baik Bapak Soeharto sekeluarga. Amin.
Rasa kangen saya telah terobati dengan datangnya surat dan foto dari Bapak. Tak terasa air mata saya berjatuhan, ketika melihat foto keluarga Cendana, karena mengingat Ibu Tien Soeharto. Karena senangnya menerima balasan surat dari Bapak, saya sampai lupa makan, perut terasa kenyang. Saya pandangi terus, dan saya belikan pigura.
Saya hanya bisa mendoakan semoga Bapak Soeharto beserta keluarga selalu dilindungi oleh Allah Swt, dan dijauhi dari hal-hal yang tidak baik. Bapak harus banyak bersabar dan bersyukur dan dekatkan diri kepada Allah. Kalau Bapak punya masalah, serahkan kepada Allah dan minta petunjukNya.
Kalau ada kata-kata saya yang tidak berkenan di hati Bapak Soeharto, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. (DTS)
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Hormat saya,
Ibu Yayuk Wahyuni
Balikpapan – Kalimantan Timur
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 994. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.