Reformasi Harus Penuh Tanggung Jawab

Sawangan, 15 Juni 1998

Kepada

Yth. Bapak Soeharto

di Tempat

REFORMASI HARUS PENUH TANGGUNG JAWAB [1]

Dengan hormat,

Bersama surat ini kami ingin menyampaikan rasa prihatin atas semua persoalan yang tengah menimpa Bapak. Kami mendo’akan semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dapat memberikan kekuatan kesehatan, keadilan dan jalan terang bagi Bapak sekeluarga.

Di sana-sini terlontar hujatan dan makian terhadap Bapak, juga tuduhan – tuduhan yang tak jelas kebenarannya. Namun dalam hati sanubari, kami tetap hormat dan bangga terhadap Bapak, karena Bapak telah memimpin bangsa ini ke arah modernisasi di segala bidang, Kami dapat langsung merasakan pembangunan.

Dalam menghadapi keaneka ragaman budaya, suku, golongan dan agama, kami melihat Bapak sanggup berdiri di tengah mengayomi. Banyak yang menuduh Bapak ber-KKN. Soal benar tidaknya tuduhan itu hanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang tahu.

Kami pribadi sebagai seorang warga negara tah berani menghakimi Bapak demikian, karena kebenaran atau ketidakbenaran tuduhan-tuduhan itu hanya Tuhan yang tahu.

Kalaupun terjadi kesalahan, kami menganggap itu sebagai suatu kewajaran sebagai manusia. Bapak akan tetap kami kenal, sebagai, Bapak pembangunan bangsa Indonesia.

Berbicara soal Reformasi bagi kami itu baik dan tidak ada salah nya untuk dilaksanakan Yang menyayat hati kami, karena Reformasi itu harus melewati kerusuhan, pembakaran, penjarahan, pemerkosaan penghancuran toko – toko dan rumah – rumah ibadah.

Tujuan Reformasi itu baik, tapi akan lebih baik jika dibawa dengan cara yang Aman dan Damai, penuh rasa tanggung jawab berbangsa dan bernegara.

Dengan begitu pembangunan yang telah dilaksanakan oleh Bapak dapat diestafetkan/dilanjutkan ke generasi mendatang.

Kami akan senantiasa berdoa menurut agama dan kepercayaan kami agar Tuhan Yang Maha Pengasih selalu memberikan jalan terang bagi kita.

Semoga Kasih Tuhan menyertai Bapak Soeharto dan semua rakyat Indonesia.

Amin….. (DTS)

Hormat Kami,

Ny. Eliana A. Taliwongso – Rawung

Sawangan – Bogor

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 359-360. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.