Reformis Jangan Lupa Diri

Purwokerto, 18 Juni 1998

Kepada

Yth. Bapak H. M. Soeharto

Jl. Cendana No. 8

Jakarta Pusat

REFORMIS JANGAN LUPA DIRI [1]

Dengan hormat,

Bersama surat ini saya mengucapkan “Selamat Ulang Tahun” ke­pada Bapak yang pada tanggal 8 Juni lalu genap berusia 77 tahun. Se­moga panjang umur, sehat selalu dan diberi ketabahan dalam meng­hadapi suasana di tanah air akhir – akhir ini, di mana serangan bertubi­-tubi baik melalui media cetak ataupun elektronik yang ditujukan ke­pada Bapak. Ingin sekali saya menyampaikan fakta bahwa tidak semua rakyat Indonesia berpendirian seperti yang mungkin Bapak juga de­ngar dan baca di berbagai media Indonesia. Mencerca, mencela, meng­hujat, menghina, bahkan mungkin memfitnah mantan Presidennya de­ngan kata – kata yang sulit dipercaya bahwa itu semua dilontarkan oleh orang Indonesia yang terkenal santun.

Saya setuju reformasi, dan saya pun anti KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme) tapi hal itu tidak membuat saya lupa diri, merasa pintar sendiri, merasa paling bersih, dan menjadikan alasan untuk menghujat dan menghina seorang Presiden yang pernah memerintah negeri ini selama 32 tahun. Saya bersimpati kepada Bapak, sangat menghormati dan mengagumi, tidak pernah saya lupa bahwa apa yang selama ini bisa saya nikmati dan juga dinikmati pula oleh berjuta rakyat Indone­sia adalah hasil kerja Bapak selama memerintah di negeri ini. Percayalah, masih banyak orang di negeri ini yang tetap menghormati dan mencintai mantan Presidennya, Bapak H. M. Soeharto.

Saya mendengar tentang Tim Advokasi Cendana yang dipimpin oleh DR. Yohanes Yacob, apabila tim yang dibentuk Bapak Soeharto ini membutuhkan seorang Staf ataupun pegawai saya bersedia ber-gabung secara sukarela tanpa dibayar. Tentu saja apa yang bisa saya lakukan adalah sebatas kemampuan saya yang hanya berpendidikan Strata Satu Ekonomi Manajemen.

Teriring salam dari seluruh keluarga kami di Purwokerto untuk Bapak Soeharto dan keluarga, kiranya cukup sekian saja beberapa goresan kata ini. (DTS)

Wassalamu’ alaikum wr. Wb.

Hormat saya,

Dian Anggoromukti, SE.

Jawa Tengah

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 338-339. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.