RESESI EKONOMI DUNIA TIDAK BEGITU BERPENGARUH TERHADAP INDONESIA

RESESI EKONOMI DUNIA TIDAK BEGITU BERPENGARUH TERHADAP INDONESIA

Presiden Soeharto menegaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak begitu terganggu walau menghadapi keadaan ekonomi dunia yang mengalami resesi.

Dalam wejangannya di depan masyarakat Indonesia di Washington, Rabu lalu yang merupakan akhir kunjungannya di Ibu kota Amerika itu, Presiden mengatakan, karena ketahanan ekonomi Indonesia kuat berkat hasil-hasil pembangunan yang dicapai selama ini, maka resesi ekonomi dunia tidak begitu berpengaruh terhadap Indonesia.

Sebagai indikator-indikatornya, kata Kepala Negara, proyek-proyek pembangunan yang sudah ditetapkan untuk dilaksanakan tidak ada yang perlu dihentikan ataupun ditunda baik proyek-proyek yang besar maupun proyek-proyek kecil.

Presiden mengemukakan contoh, proyek peleburan lahan baku bauksit menjadi aluminium berjalan terns dan mulai dapat diekspor 225.000 ton per tahun. Juga inflasi dapat dikendalikan.

Tercatat laju inflasi Januari hingga September hanya 3,2%. Laju inflasi Januari memang tinggi yakni 4,7% karena kenaikan harga bahan bakar minyak kata Presiden.

Dalam wejangannya mengenai trilogi pembangunan mulai dari pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan dan stabilitas nasional. Mengenai stabilitas nasional dikatakan cukup baik.

Tentang usaha-usaha pemerataan hasil pembangunan ia mengatakan berjalan baik karena pertumbuhan ekonomi di Indonesia juga berhasil.

Kalau dulu waktu Pelita mulai dilaksanakan dana-dana lnpres hanya seratus ribu rupiah untuk desa sekarang sudah meningkat menjadi 1,25 juta. Juga di bidang pendidikan, kesehatan dan perkreditan untuk petani-petani kecil seperti KIK, Kredit Candak Kulak, dsb.

Presiden mengatakan, kunjungannya ke AS maupun negara-negara lainnya tidaklah untuk mencari bantuan atau mengemis cari dana. Perkiraan seperti itu terlalu naif, kata Kepala Negara.

Dalam wejangannya itu Presiden mengemukakan pula perlu peningkatan ekspor non minyak agar ketergantungan pada ekspor minyak makin diperkecil.

Kerangka Landasan

Presiden menegaskan kembali bahwa dalam rangka mewujudkan masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila, maka kerangka landasan masyarakat adil makmur harus diusahakan sudah dicapai pada Pelita ke empat.

Jika sudah tercapai maka pada Pelita ke lima kerangka landasan itu lebih dimantapkan dan pada Pelita ke enam tinggal untuk mewujudkan masyarakat adil makmur.

Masyarakat adil makmur itu pun tidak bisa terwujud sekaligus pada Pelita ke enam, tetapi bertahap. Tidak bisa datang dari langit tetapi kita harus bekerja keras penuh keuletan dan ketekunan, kalau perlu berkorban untuk itu.

Presiden menegaskan kembali bahwa kunjungannya ke AS adalah untuk meningkatkan saling pengertian dan persahabatan dan kerja sama untuk menjamin dan mendukung pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia.

Menuju Honolulu

Presiden Soeharto Karnis pagi waktu setempat meninggalkan Houston menuju Honolulu sebagai bagian akhir dari kunjungannya ke AS sejak 10 Oktober lalu.

Selama di Houston, Presiden menerima pemimpin-pemimpin perusahaan minyak AS yang melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden disertai Dirut Pertamina Yudo Sumbono. Juga beramah tamah dengan masyarakat Indonesia, di Houston, meninjau LB Johnson Space Centre. Presiden direncanakan tiba di Honolulu pk. 17.05 waktu setempat. (RA)

Washington, Antara.

Sumber : ANTARA (15/10/1982)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 996-997.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.