SALAH SATU TUGAS PERS UNGKAPKAN KEBENARAN

SALAH SATU TUGAS PERS UNGKAPKAN KEBENARAN

PRESIDEN :

Salah satu tugas pers adalah mengungkapkan kebenaran, demikian ditegaskan Presiden Soeharto dalam sambutannya pada pameran dan peringatan Hari Pers Nasional di arena Pekan Raya Jakarta, Sabtu pagi.

Kepala Negara mengatakan, di mana kebenaran menjadi redup di situlah harus muncul sebagai obor penerang. Hal ini memerlukan rasa tanggung jawab pertumbuhan dan peningkatan pers nasional yang demikian akan ikut memberi arah dan sifat yang positip terhadap perkembangan dan pertumbuhan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Dalam peringatan hari pers nasional yang pertama itu, Presiden mengemukakan, salah satu tugas pers nasional yang penting dewasa ini adalah terus menerus menanamkan penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam dirinya sendiri dan dalam masyarakat.

Ia menegaskan, penghayatan dan pengamalan Pancasila itu merupakan syarat mutlak yang harus dilaksanakan dengan kesadaran yang sedalam-­dalamnya dan rasa tanggung jawab yang sebesar-besarnya sebagai bagian yang sangat penting dalam mewujudkan kerangka landasan pembangunan sebagai persiapan menuju tahap tinggal landas nanti.

Pers dalam zaman pembangunan ini tidak saja merupakan cermin yang pasti dari keadaan masyarakatnya, tidak hanya cukup memberi informasi kepada masyarakat melalui berita-berita yang obyektif, kata Presiden.

Sebagai kekuatan perjuangan bangsa, pers nasional dalam zaman pembangunan lahir batin ini harus dapat menjadikan dirinya sebagai kekuatan pembaharuan, kata Kepala Negara.

“Ini tentu meminta rasa tanggung jawab yang besar, agar tanggung jawab itu dapat dilaksanakan sebaik-baiknya maka pers nasional harus terus menerus meningkatkan kemampuan dan mutunya, memperteguh tekadnya sebagai kekuatan pembangunan bangsa”, katanya.

Presiden mengingatkan kembali petunjuk GBHN 1983 perlunya dikembangkan interaksi positip antara pers, pemerintah dan masyarakat. Petunjuk GBHN ini tidak ditafsirkan secara sempit seolah-olah hanya merupakan sistem terpadu dalam melancarkan penerangan pembangunan.

Interaksi positip harus kita beri arti sebagai terjalinnya suasana saling menunjang. Ini berarti membina iklim yang saling menyempurnakan, saling melengkapi, saling mendewasakan dan saling mengamankan, tegas Kepala Negara.

Untuk keperluan inilah kita menggalang komunikasi timbal balik yang seluas luasnya, selancar-lancamya dan sejujur-jujurnya.

“Dengan komunikasi timbal balik yang demikian, kita bangkitkan partisipasi seluruh rakyat, yang dalam GBHN ditegaskan sebagai kunci bagi keberhasilan pembangunan”, tegas Presiden.

Gangguan

Presiden mengingatkan, sebagaimana kekuatan-kekuatan perjuangan lainnya, pers tidak akan sepi dari gangguan. Bila kurang waspada pers dan media massa lainnya di negeri ini akan disusupi oleh unsur-unsur yang merusak.

“Kita semua harus meningkatkan kewaspadaan untuk menutup semua peluang, agar jangan sampai dapat dimasuki unsur-unsur tadi” katanya.

Kepala Negara menegaskan pula pers nasional harus memiliki daya tangkal yang kuat. Pers harus berada di garis depan perjuangan untuk mencegah bahaya-bahaya ekstrim yang dapat menyesatkan atau bahkan merusak jalan fikiran bangsa Indonesia.

Diingatkan kembali oleh Presiden, petunjuk GBHN 1983, perlunya dikembangkan terus pers yang sehat, bebas dan bertanggung jawab.

Pers yang demikian itu adalah pers yang dapat menjalankan fungsinya sebagai penyalur informasi yang obyektif melakukan kontrol sosial yang konstruktif, menyalurkan aspirasi rakyat dan meluaskan komunikasi serta partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, kata Presiden.

Presiden mengharapkan peranan pers yang besar dalam menjamin keberhasilan pembangunan nasional, dalam menumbuhkan dan mengembangkan bangsa Indonesia yang sehat, kuat dan terhormat.

Kepala Negara mengatakan, mulai dari zaman pergerakan kemerdekaan dahulu, zaman perjuangan menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan nasional, dalam zaman pancaroba sampai zaman kebangkitan orde baru yang bertekad untuk menegakkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45, secara murni dan konsekuen, pers nasional telah merupakan kekuatan perjuangan bangsa yang handal.

Dalam zaman pembangunan sekarang dan yang akan datang kita pun tetap mengharapkan peranan pers nasional yang tetap besar dan positip, demikian Presiden Soeharto. (RA)

 

 

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (09/02/1985)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 275-277.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.