SATRIAVI KERJASAMA PARIWISATA DENGAN PT PERKEBUNAN
Jakarta, Antara
PT Satriavi Tours & Travel, sebuah anak perusahaan Garuda Indonesia yang bergerak dalam bidang perjalanan, hari Rabu mengadakan kerjasarna pariwisata dengan beberapa Perusahaan Perkebunan (PTP) di Sumatera.
Penandatangan naskah kerjasama itu dilakukan oleh Pemimpin Umum PT Satriavi, Sujud Adiwikarta, sementara PTP II, V, VI, VII, dan IX, dilakukan masing-masing oleh direktur utamanya Anang Sujat, Ir. Edward Sitorus, Ir. H. Soeratin Soeboer, Drs. HA. Ramlan dan Ir. Rarnlan.
Penandatangan serupa dengan PTP VIII akan dilakukan kemudian, namun belum diketahui kapan.
Program kerjasama tersebut merupakan lanjutan kerjasama yang telah dirintis sejak Mei tahun ini, dengan maksud untuk mengarahkan para wisatawan manca negara atau wisatawan domestik berkunjung ke area perkebunan.
Usaha ini, menurut Sujud Adiwikarta, merupakan salah satu terjemahan dari pencanangan Presiden Soeharto untuk menjadikan pariwisata sebagai upaya “habishabisan” guna memperoleh devisa di luar migas.
Dalam Repelita V pemerintah menargetkan kedatangan wisatawan manca negara antara 2,5 hingga 3,5 juta orang dengan lama tinggal rata-rata 12 hari dan dengan pengeluaran belanja sedikitnya US$ 75.
Pihak Garuda optimis target itu akan tercapai apabila semua unsur pariwisata di Indonesia saling membantu meningkatkan produk masing-masing baik transportasi maupun produk yang berkenaan dengan obyek wisata.
Dengan dibukanya perkebunan sebagai tempat rekreasi, para wisatawan akan diajak berkeliling melihat obyek wisata di dalam dan di sekitar perkebunan, sekaligus mencicipi teh dan hasil perkebunan lainnya.
Wisatawan manca negara yang setiap Jumat tiba di Medan dengan Garuda Indonesia, melalui paket kerjasama ini sewaktu-waktu akan dibawa mengunjungi perkebunan, melihat jenis tanaman, proses pengelolaan dan hasil jadi komoditas karet, kelapa sawit, teh, kokoa, dan tembakau, di samping mengunjungi Danau Toba.
Lukman Nasution, Ketua Asosiasi Pemasaran Bersama Perkebunan, mengatakan bagi PTP kerjasama ini merupakan upaya pengenalan atau promosi produk perkebunan kepada para wisatawan.
Namun ia mengharapkan penjagaan keamanan terhadap hama yang datang dari luar temtama yang menyerang karet, Dotidela Ulei, harus selalu dilakukan pihak karantina. Yang utama harus dijaga adalah karet dan kokoa karena tanaman ini sangat sensitive terhadap hama, sementara produk perkebunan jenis ini sedang dikembangkan.
Program promosi melalui jalur wisata yang dirancang Asosiasi Bersama Perkebunan (APB) dengan PT Gamda, PT. Aerowisata dan PT. Satriavi Tours & Travel ini, merupakan program paket wisata yang saat ini diberi nama “North Sumatera Special Interest Plantation Tours”.
Program serupa telah dilakukan bersama dengan Perkebunan Teh Gunung Mas di kawasan Puncak milik PTP XII dan PT. Perkebunan Teh Malabar di kawasan Pengalengan milik PTP Xlll.
Dampak paket kerjasama pariwisata kedua perusahaan negara ini telah berhasil meningkatkan produk di bidangnya masing-masing.
Sumber : ANTARA (30/11/1988)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 610-611.