Jakarta, 18 Juni 1998
Kepada
Yth. Bapak Soeharto
di Kediaman
SAYA SANGAT KESAL [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan surat ini pertama-tama anda ingin mengucapkan “Selamat Ulang Tahun yang ke-77” semoga Bapak panjang umur dan selalu sehat wal’ afiat ada dalam lindungan Allah swt, serta selalu bahagia bersama keluarga. Maaf ya… Pak, ngucapinnya terlambat.
Sebelumnya nanda mohon maaf atas kelancangan nanda telah berani berkirim surat sama Bapak di saat yang tidak tepat. Tetapi nanda yakin, Bapak masih bisa menyempatkan diri membaca surat yang nanda kirimkan ini. Adapun maksud nanda berkirim surat sama Bapak, hanya ingin mengungkapkan apa yang ada di hati nanda saat ini.
Semoga di antara beribu-ribu surat yang dikirim ke sini, Surat nanda terbaca sama Bapak, nanda akan bahagia sekali. Sungguh Pak. Apalagi kalau sampai dibalas dan dikasih foto Bapak dan keluarga, nanda akan merasa bangga sekali.
Bapak yang tercinta, nanda sangat kagum dan salut sekali atas ketegaran dan ketabahan Bapak menghadapi situasi yang terjadi sama Bapak akhir-akhir ini. Nanda juga merasa terharu dan sedih atas sikap Bapak yang selalu menanggapi omongan orang-orang yang tak bertanggungjawab itu dengan senyuman.
Padahal nanda pribadi merasa kesal dan gemas kalau dengar orang jelek-jelekin Bapak. Nanda kayaknya gimana gitu, tapi nanda nggak bisa berbuat apa-apa, karena nanda hanya anak kecil. Nanda hanya merasa simpatik sama Bapak dan merasa prihatin atas apa yang terjadi sama Bapak dan keluarga Bapak.
Nanda hanya bisa berdoa semoga Bapak tetap tabah dan tegar menghadapinya. Hanya itu yang bisa nanda berikan sebagai anak bangsa yang pernah Bapak pimpin. Dan nanda berharap Bapak selalu mendekatkan diri sama Allah swt, agar diberi kekuatan oleh-Nya. Allah swt, pasti mendengarnya. Amiin.
Bapak yang tercinta, sekali lagi nanda mohon maaf atas kelancangan nanda ini, dan atas terbacanya surat ini, nanda mengucapkan beribu banyak terima kasih.
Untuk terakhir kalinya, salam hormat buat keluarga Bapak.
Dari jauh nanda selalu berdoa semoga Bapak dan keluarga selalu ada dalam lindungan Allah swt, setiap saat dan selalu ada dalam kebahagiaan.
Sekian dan terima kasih. Wassalam
Ananda Deasy Pitriani
Jakarta Pusat
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 71-72. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.