Dayeunkolot, 12 Juli 1998
Kepada
Yth. Bapak H.M. Soeharto
di Jakarta
SAYA SERAHKAN JIWA DAN RAGA [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan rahmat-Nya lah saya dengan rasa rendah hati berani menulis dan menyampaikan surat ini ke hadapan Bapak, ini semata-mata hanya ijin Allah
Bapak Soeharto yang terhormat,
Nama : Maman Sofyan
Pangkat/NRP : Peltu (Pumawirawan) 133 1724 Angkatan Darat
Kesatuan terakhir/ : Batalyon 330 Kujang I Kostrad/KMD Peleton
Jabatan : SMS Kompi Bantuan, Masa Pengabdian dari tahun 1957 s/d 1982.
Bertugas di tanah air dan luar negeri, sebagai Pasukan PBB di Kongo dan di Mesir, sebagai Basi 2 kontingen Garuda VIII.
Saya sudah dua kali ini mengirim surat kepada Bapak, tidak lain hanya mengeluarkan isi hati saya, berikut teman-teman lainnya sebagai prajurit yang mencintai Bapak, juga semua rakyat kecil di pelosok tanah air ini mencintai Bapak sekeluarga. Semua rakyat di daerah menyatakan Pak H. Moh. Soeharto, Bapak Pembangunan dalam segala bidang, berikut semua Prajurit yang pernah dipimpin oleh Bapak (sewaktu Bapak memimpin Prajurit Kostrad). Semua mendoakan Bapak dan putra-putri Bapak sekeluarga termasuk semua cucu-cucu Bapak, ada dalam lindungan Allah Subhanahu wa ta’ala (Insya Allah).
Bapak Soeharto yang terhormat,
Saya beserta semua teman-teman prajurit yang telah terlatih (Purnawirawan Kostrad) ijinkanlah untuk menyampaikan keinginan, untuk mengabdi dengan penuh keikhlasan kepada Bapak dan mengabdi kepada putra-putri Bapak dengan tulus hati.
Saya serahkan nyawa dan raga saya untuk mengabdi kepada Bapak sekeluarga. Mudah-mudahan nurani Bapak sekeluarga tergores, bersedia menerima kami (Prajurit) untuk mengabdi dan siap untuk menerima tugas apapun dari Bapak sekeluarga, dengan seijin Allah akan mengabulkannya. (DTS)
Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum wr. wb.
Hormat kami,
Peltu (Purn) Maman Sofyan
Bandung
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 497-498. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.