Saya Tetap Percaya

Kediri, 17 Juni 1998

Kepada

Yth. Bapak Soeharto dan keluarga

SAYA TETAP PERCAYA [1]

“Salam bahagia”

Harapan saya semoga Bapak Harto dan keluarga selalu sehat. Maaf kalau surat ini mengganggu Bapak dan keluarga, perkenankan saya wanita umur 27 tahun, pekerjaan: Perawat Lansia.

Dengan ini ikut prihatin melihat kondisi Negara ini dan sekaligus sangat menyesalkan beberapa pihak yang begitu hebat menghakimi Pak Harto dan keluarga. Betapapun kenyataan ini terlalu pahit semoga keluarga Pak Harto bisa berbesar hati menerima cobaan ini. Saya selalu mengikuti berita-berita yang akhir-akhir ini jadi perbincangan dunia, betapa pedih mendengar hujatan demi hujatan yang ditujukan ke Bapak dan keluarga. Biarlah semua itu jadi pengalaman untuk memacu niat luhur tetap sabar dan “Sareh”.

Saya ini orang kecil perawat orangtua/jompo, Ibu dari keluarga DR. Umum dengan gaji saya bisa membantu orangtua dan sekolah adik-adik. Biarpun kadang kurang, tapi jarang mengeluh karena saya yakin Tuhan itu baik. Saya ini tak tahu Politik dan omongan yang canggih, tapi saya tak habis pikir kenapa banyak orang pinter tapi keblinger yang bisanya cuma omong, menghasut dan menghujat, hingga kadang terlampau kurang ajar dan tak tahu ngajeni orang “Sepuh”.

Saya risih kalau ada orang menyebut langsung nama Bapak tanpa dikasih sebutan Bapak dan lain-lain. Tentang kekayaan Bapak yang disebut-sebut itu terus terang saya takkan ambil pusing. Dari dulu toh yang langsung ribut orang-orang itu saja. Maka sebaiknya diserahkan yang nangani bahkan waktu di gereja saja Kotbah Pastur mengharap tidak ikut-ikutan menghujat dan menghakimi keluarga Cendana yang belum tentu salah yang penting tetap bersatu dan saling membantu.

Bapak Soeharto dan keluarga, biar bagaimanapun Bapak harus kuat dan tegar kebenaran selalu berpihak pada yang benar saya ikut berdoa untuk Bapak dan keluarga kalaupun suatu saat Bapak harus kehilangan harta jangan khawatir Bapak dan keluarga masih punya tabungan yang takkan bisa lapuk yakni kebaikan yang pernah Bapak berikan pada orang kecil, Bapak jangan takut miskin. Karena orang yang menikmati kemiskinannya dialah yang benar-benar kaya.

Masih banyak rakyat yang masih percaya Bapak Harto dan ngajeni Bapak secara pribadi kalau besok Bapak perlu perawat di masa Lansia dengan senang hati saya bersedia (tolong dicatat ya Pak). Untuk saat ini saya cukup senang merawat Ibunya DR. Wisnaningsih. Di Kediri beliau orang cina tapi sangat baik malah membantu saya menyekolahkan adik saya. Untuk pekerjaan saya memang harus benar-benar sabar.

Akhirnya sekali lagi semoga Pak Harto tawakal dan tabah.

Salam kenal untuk keluarga putra-putri Pak Harto, saya mau diberi foto keluarga. (DTS)

Salam dan doa

Anna

Kediri

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 264-265. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.