Semarang,……1998
Kepada
Yth. Bapak H. M. Soeharto
di Jakarta
SAYA TIDAK KECEWA [1]
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan.
Kutahan-tahan rasanya tidak kuat juga akhirnya saya memberanikan diri menulis surat ini buat seorang Bapak bangsa yang selama ini menjadi idolaku serta sangat saya hormati.
Untuk itulah perkenankanlah kiranya saya dengan segala kerendahan hati menyampaikan ke hadapan Bapak sebagai berikut ini:
- Bapak adalah seorang negarawan, seorang prajurit juga seorang sesepuh yang wajib disayang dan dihormati.
- Perjuangan Bapak akan selalu dikenang dan ditulis dalam sejarah dengan tinta emas oleh rakyat Indonesia maupun dunia Internasional.
- Indonesia dapat bangkit dan membangun adalah berkat Tuhan lewat kepemimpinan Bapak. Apabila sekarang ini terjadi krisis moneter, bukan karena kesalahan Bapak. Tetapi memang akibat efek dan pengaruh dunia yang sekarang bergejolak. Saya mengutip salah satu firman Tuhan dalam kitab suci Yeremia: 18 : 7-10. Adakalanya aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa aku akan mencabut, merobohkan dan membinasakannya. Tetapi apabila bangsa yang terhadap siapa aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah aku dst.nya.
- Saya dari dahulu sampai detik ini pun masih selalu mendoakan keselamatan, kesehatan Bapak. Kiranya Tuhan memberkati Bapak beserta putra-putri menantu dan cucu-cucu.
- Dari dulu saya bercita-cita ingin sekali bertemu dan bertatap muka dengan Bapak, tetapi mustahil hal ini akan terwujud kalau tidak kehendak Tuhan. Saya mawas diri sebagai rakyat kecil, bisa makan dan meneruskan sekolah ketiga anak saya sungguh bersyukur ke hadirat-Nya.
Secara jujur saya sampaikan kepada Bapak, saya juga ikut aktif membantu ABRI saat penumpasan G.30.S/PKI dan saya pernah aktif di organisasi profesi selama 24 tahun.
Sebagai kader Golkar (saat Bapak menjadi Ketua Dewan Pembina) saya sangat loyal atas kepemimpinan Bapak.
Namun saya tidak pernah kecewa, walaupun hidup saya di bawah dan tidak pernah dibantu oleh Golkar. Mohon maaf beribu-ribu maaf dan terima kasih atas perhatian Bapak. (DTS)
Teriring salam dan doa saya,
Daniel Soedirman
Kodya Semarang
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 81-82. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.