Sayang Kami Tidak Berkuasa

22 Mei 1998

Kepada

Yth. Bapak Soeharto

di Jakarta

SAYANG KAMI TIDAK BERKUASA [1]

 

Dengan hormat,

Bapak bagaimana kabarnya, baik-baik saja? Syukur Alhamdulillah Kami di sini juga dalam keadaan sehat wal’ afiat. Bapak pasti bertanya siapa yang ngirim surat ini. Kami akan sebutkan nama:

  1. Supina Indriani asal Pasuruan
  2. Rini Farida I asal Surabaya
  3. Latifah Nurlaila asal Jakarta Timur

Kami bertiga sangat sedih mendengar berita dari beberapa sumber. Bapak, bolehkan kami bertanya, mengapa Bapak mengundurkan diri? Padahal sebagian dari rakyat Indonesia masih ingin dipimpin oleh Bapak.

Saya tahu hanya Bapak yang pandai politik mulai Orde Lama sampai sekarang. Banyak yang harus dikenang oleh kami, yaitu Bapak melakukan kegiatan sosial di berbagai negara, daerah dan masih banyak lagi. Kami kecewa Pak, dengan yang diputuskan oleh beberapa orang yang berkuasa. Sebenarnya kami mau membatalkan hasil sidang tersebut, tapi … kami bukan orang yang berkuasa dalam pemerintahan.

Pak, kami bertiga minta balasannya, juga alamat yang berada di Solo juga nomor teleponnya, dan di mana Bapak tinggal, agar kami bisa berkonsultasi dengan Bapak melalui surat atau telepon. Cukup sampai di sini, lain kali kita sambung lagi dan kami minta maaf apabila ada kata-kata yang salah. (DTS)

Your Family

Pondok Pesantren Darul Ulum ASRI II/A-8

Reyoso Peterongan

Jombang – Jawa Timur

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 537. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.